Selasa, 23 September 2014

Peter Gould Mualaf Yang Berdakwah Lewat Seni Digital


Peter Gould lahir di Sydney, Australia dan menetap di kota itu selama hampir 29 tahun. Minatnya pada dunia seni, khususnya disain grafis, membuatnya menjadi salah seorang seniman disain grafis dan digital level internasional. Klien-kliennya adalah perusahaan-perusahaan besar dan orang-orang terkenal dari seluruh dunia, seperti Yusuf Islam, Sami Yusuf dan Zaytuna College.

Tidak cuma itu, Peter juga sedang membangun usaha busana muslim kontemporer, menerbitkan buku untuk anak-anak dan menjadi konsultan disain bagi kliennya dari berbagai negara. Tapi, yang membanggakan adalah Peter seorang muslim.

Ia mulai belajar Islam pada tahun 2002, ketika ia mulai sering bepergian ke negara-negara muslim. “Saya sangat terinspirasi dengan kota-kota tua seperti Granada, Fes dan Damaskus. Pengalaman itu memperkaya batin saya dan membuka cakrawala bagi dunia kreativitas saya, Alhamdulillah,” kata Peter.

Ia mengungkapkan, “Ketika berkunjung dan belajar di negara-negara Timur Tengah, saya jatuh cinta dengan elemen-elemen disain dan tradisinya yang artistik, yang dibangun sejak berabad-abad lalu. Saya memotret banyak hal dan berusaha untuk menyerap detil-detilnya–kaligrafi yang luar biasa, kubah-kubah, ubin, lengkungan dan warna-warna yang cerah– benar-benar mengagumkan dan inspiratif.”

“Saya terdorong untuk memasukkan semua yang saya lihat ke dalam pekerjaan saya dan mengkombinasikannya dengan proyek-proyek disain grafis dan karya seni yang saya buat,” sambung Peter.

Ia memuji karya seni islami yang menurutnya memiliki spektrum yang sangat kaya. Peter sangat mengagumi hasil kaligrafi dan disain-disain masjid dari tradisi Cina. “Berbeda sekali dengan Turki dan Andalusia yang bergaya Spanyol. Saya kira, saya sedang memikirkan sebuah disain bergaya Australia!” ujar Peter antusias.

Kekagumannya pada seni disain islami yang mendorongnya mempelajari Islam, membuatnya tak lama-lama untuk segera memeluk Islam. Pada tahun yang sama, tahun 2002, ia memutuskan untuk mengucapkan dua kalimat syahadat dan menjadi seorang muslim.

Ditanya tentang perkembangan seni dan disain di dunia muslim saat ini, Peter berpendapat bahwa generasi muda muslim saat ini haus dengan hasil karya seni dan disai kontemporer yang berkualitas. Masalahnya, tidak banyak generasi muda muslim yang menekuni atau memilih berprofesi di dunia seni kreatif dibandingkan profesi-profesi lainnya.

Untuk itu, Peter mendirikan Creativity & the Spiritual Path, yang mengkordinir berbagai pameran seni karya seniman muslim yang berbakat. Sejauh ini, ia sudah menggelar berbagai pameran di San Francisco, Toronto dan di Sydney. Sambutan masyarakat atas pameran seni itu ternyata luar biasa.

“Saya harap, inisiatif semacam ini akan membantu seniman-seniman muslim agar mendapatkan rasa percaya diri dan penghormatan, seperti yang mereka tahu dalam ajaran Islam,” ujar Peter.

Baru-baru ini, Peter meluncurkan proyek barunya yang diberi nama Artizaan, sebuah merek busana muslim, yang menggabungkan inspirasi gaya busana islamic Timur dan Barat.

“Disain produk busana muslim ini mewakili para muslim, seperti saya, bukan mereka yang mengenakan produk CK, Levi atau Gap. Alhamdulillah, proyek ini bisa terwujud berkat kerjasama dengan Artizara di Los Angeles, dan seorang teman saya bernama Haji Noor Deen, ia seniman kaligrafi. Sejauh ini, penerimaan atas produk ini cukup menggembirakan,” papar Peter.

Sebelum ini, Peter membantu sejumlah publik figur untuk membuat berbagai disain grafis. Pembuatan sampul album Sami Yusuf, pembuatan situs Zaytuna College dan dan pembuatan disain untuk Yusuf Islam adalah proyek yang paling berkesan untuknya.

“Suatu kehormatan buat saya, bekerja untuk orang-orang inspiratif dan berkontribusi pada perubahan yang positif bagi dunia,” tandas Peter. (kw/MV)
By: http://seribusatukisahislami.blogspot.com/2012/11/peter-gould-mualaf-yang-berdakwah-lewat.html

Bruno Metsu Menjadi Mualaf Saat Melatih Tim Senegal


Bruno Lucas Felix Metsu, demikian nama lengkap pemberian orang tuanya. Namun publik sepak bola dunia lebih mengenalnya dengan Bruno Metsu. Namanya makin mencuat setelah ia berhasil membawa tim asuhannya, Senegal, masuk perempatfinal Piala Dunia 2002 silam. Keberhasilan membawa tim nasional sepak bola Senegal hingga ke perempatfinal Piala Dunia 2002 bisa dibilang sebagai prestasi terbesar Metsu sepanjang karirnya di dunia sepak bola.

Lebih dari 30 tahun berkarir, Metsu bukanlah pemain dan pelatih terkenal. Ia pernah bermain di klub papan bawah Prancis dan Belgia seperti Dunkerqe, Nice, Lille dan Anderlecht. Sejak 1988, ia menangani klub kelas dua Prancis, Beauvais, kemudian Lille, Valenciennes, Sedan, dan Valence. Sebelum menangani Senegal, ia sempat menangani negara kecil Afrika, Guinea, selama enam bulan.

Meski sukses melatih timnas Senegal, bukan berarti Metsu tidak menemui hambatan. Pertama kali tiba d Senegal, menurutnya, sama seperti pertama kali menangani klub Sedan. Semua orang menganggapnya sebagai makhluk asing dari luar angkasa. ”Mestinya, sebelum menilai seseorang, beri dia waktu untuk bekerja. Tapi biarlah, toh semua pun kemudian tahu apa yang telah saya perbuat,” katanya.

Namun, nyatanya dalam waktu singkat Metsu berhasil menggaet simpati para pemain dan official tim Senegal. Bukan dengan pendekatan hirarkis dan militeristik, melainkan dengan pola keterbukaan dan saling menyayangi. Kepada para pemain, berkali-kali ia menegaskan, ”Aku bukan polisi, tapi pelatih. Dan kalian bebas mengekspresikan apa saja.”

Dengan pendekatan itu, Metsu berkeliling ke sejumlah klub papan bawah Prancis, dan berhasil membawa pulang para pemain yang sebelumnya enggan bergabung di tim nasional. Dalam menumbuhkan motivasi, disiplin dan tanggungjawab, dia tidak pernah melepaskan suasana rileks, senda gurau, dan kekeluargaan. Apapun persoalan yang dihadapi, selalu dipecahkan bersama.

Filosofi kepelatihan yang ada dalam diri Metsu sebenarnya kian tumbuh seiring dengan keterpesonaannya terhadap benua Afrika. Pria yang lahir di Coudekerque-Village, Prancis, pada 28 Januari 1954 ini sangat mengagumi budaya Afrika. ”Ada suatu misteri, nilai-nilai kemanusiaan, solidaritas, persahabatan, sesuatu yang sudha hilang di Eropa,” katanya.

Di Afrika, menurutnya, pintu selalu terbuka. Di Eropa, pemain hanya akan mendatangi pelatih saat punya masalah. Sementara di Afrika, mereka akan mendatanginya kapan pun, untuk menyaksikan bagaimana sang pelatih bekerja. Pesona Afrika itu sangat menyetuh Metsu. ”Aku ini kulit putih berhati negro,” tukasnya bangga.

Boleh jadi, sentuhan nilai-nilai Afrika ini pula yang membuatnya memeluk Islam pada 24 Maret 2002 silam. Asal tahu saja, lebih dari 90 persen penduduk Senegal adalah pemeluk Islam. Setelah masuk Islam, ia kemudian mengganti namanya dengan Abdul Karim.

Abdul Karim sendiri memang tak pernah mengungkapkan alasannya memeluk Islam. Baginya, agama adalah masalah privasi. Dia tak ingin mengumbar privasinya di depan publik.

Kini, ia hidup tenteram bersama istrinya, seorang perempuan Senegal bernama Rokhaya Daba Ndiaye. Mereka menikah dengan uang tunai 6 ribu euro sebagai mas kawin.

Rokhaya, bersama isteri para pemain Senegal, selalu setia memberi semangat pada tim nasional setiap kali mereka bertanding. Seperti pada ajang Piala Dunia 2002 di Korea Selatan dan Jepang. Tidak seperti pelatih tim negara lain yang melarang para pemainnya untuk mengajak serta para istri mereka, Abdul Karim justru menempatkan para istri dari skuad tim nasional Senegal dalam satu hotel yang sama dimana mereka menginap selama perhelatan Piala Dunia 2002.

Usai mengukir prestasi di Piala Dunia 2002, sejumlah klub dan negara berebut meminangnya. Kini ia dipercaya oleh Federasi Sepak Bola Qatar (QFF) untuk melatih tim nasional Qatar hingga 2014 mendatang. Dengan capaian prestasi yang pernah ia torehkan saat mengarsiteki tim nasional Senegal, tak mengherankan jika publik Qatar menaruh harapan besar pada diri Abdul Karim untuk mewujudkan impian lolos ke putaran final Piala Dunia 2014 di Brasil. (rol)
By:  http://seribusatukisahislami.blogspot.com/2012/11/bruno-metsu-menjadi-mualaf-saat-melatih.html

Riwayat Abu Bakar Ash-Shiddiq


Sebelum masuk Islam Abu Bakar Ash-Shiddiq nama aslinya adalah Abdullah Abi Khufah, beliau adalah seorang ahli hukum yang bijaksana, adil, dan jujur. Abu Bakar merupakan seorang bangsawan dari kaum Quraisy yang memiliki kedudukkan yang tinggi dikalangan bangsa Arab, beliau adalah seorang saudagar yang kaya raya lagi dermawan sifatnya.

Abu Bakar adalah orang yang pertama-tama memeluk agama Islam, sehingga ia diberi gelar "Assabi-qunal Awwalun" oleh Nabi Muhammad Saw. Abu Bakar juga diberi gelar oleh Rasulullah Saw. "Ash-Shiddiq" artinya orang yang sangat membenarkan. Maksudnya Abu Bakar merupakan orang yang selalu mempercayai dan membenarkan kejadian atau peristiwa-peristiwa yang dialami oleh Nabi Muhammad Saw. terutama peristiwa Isra' dam Mi'raj Nabi Muhammad dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan naik ke langit sampai ke Sidratul Muntaha (langit ke tujuh) untuk menerima perintah shalat lima waktu langsung kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan dimana peristiwa itu hanya menempuh perjalanan satu malam saja. yang jika kita ukur dengan akal tidak akan menembus atau mempercayai peristiwa Isra' dan Mi'raj Rasulullah Saw tersebut. tetapi ukurannya adalah keimanan kita kepada Allah dan Rasul-Nya.

Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah sahabat Nabi saw. yang paling tua diantara sahabat-sahabat yang lain. Beliau juga ikut bersama rasulullah Saw. menyiarkan agama Islam dengan mengorbankan seluruh harta kekayaannya demi kepentingan Islam. Ia juga ikut mendampingi Rasulullah Saw. ketika hijrah ke Madinah.

Ketika nabi Muhammad Saw. wafat, umat Islam sangat kehilangan sosok seorang pemimpin yang mereka cintai dan menjadi contoh teladan bagi seorang muslim (umat Islam), sehingga kepemimpinan saat itu menjadi kosong. Pada saat itu umat Islam harus cepat-cepat mencari pengganti Rasulullah untuk memimpin umat Islam. Dari golongan Anshar mereka mencalonkan Sa'ad bin Ubadah dan dari golongan Muhajirin mereka memilih Abu Bakar untuk menjadi calon Khalifah menggantikan Rasulullah Saw. Pencalonan Abu Bakar didukung oleh Umar bin Khattab dan sahabat-sahabat yang lain. Dengan demikian umat Islam menyetujui Abu Bakar menjadi Khlifah, yaitu Khalifah pertama Islam. Setelah terpilih Abu Bakar kemudian berkata:

"Wahai manusia! Saya telah diangkat mengendalikan urusanmu, padahal aku bukanlah orang yang terbaik diantaramu. Maka jika aku menjalankan tugasku dengan baik, ikutilah aku.
, tetapi jika aku berbuat salah, maka betulkanlah aku. Orang yang kamu pandang kuat, saya pandang lemah, hingga aku dapat mengambil hak daripadanya, sedangkan orang yang kamu pandang lemah saya pandang kuat, hingga saya dapat mengembalikan haknya padanya. Hendaklah kamu taat kepadaku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya, tetapi bila aku tidak taat kepada Allah dan Rasul-Nya, tidak perlu taat kepadaku."

Abu Bakar Ash-Shiddiq diangkat menjadi khalifah pada tahun 11 sampai dengan 14 Hijjriyah atau bertepatan tahun 632-634 M. Beliau hanya menjadi khalifah selama 2 (dua) tahun. Waktu yang sangat singkat, tetapi pada masa kepemimpinan Abu Bakar ia gunakan dengan sebaik-baiknya.

Sepeninggalan Rasulullah Saw. umat Islam banyak yang menjadi murtad, karena keraguan mereka atas kebenaran Islam. Disamping itu banyak bermunculan orang-orang yang mengaku sebagai Nabi.Nabi-Nabi palsu itu diantaranya adalah Musailimah Al Kazzab dari suku yang berada di Yamamah, Al Aswad Al Insi di Yaman, dan Tulaihah Ibnu khuwailid dari suku Asad. Para Nabi-Nabi palsu ini juga banyak memiliki pengikut sebagian besar pengikutnya adalah orang-orang murtad yang bergabung dengan mereka untuk melawan umat islam.

Dalam kesulitan menghadapi orang-orang yang tidak mau membayar zakat dan menghadapi nabi-nabi palsu, maka khalifah Abu Bakar kemudian mengambil tindakan tegas, yaitu beliau menyiapkan sebelas pasukan yang dipimpin oleh Khalid bin Walid, Amr bin Ash, Ikriman bin Abi Jahl, dan Surahbil bin Abi Hasanah . dalam peperangan yang memerangi nabi-nabi palsu, Musailaimah Al Kazzab tewas dibunuh oleh Washi, tetapi Tulaihah melarikan diri dan kemudian masuk Islam pada masa khalifah Umar bin Khattab, serta Aswad juga mati terbunuh. Sehingga semenjak itu tidak adalagi orang-orang yang mengaku nabi dan tanah Arab kembali aman dan suku-sukunya bersatu kembali.

Ketika memerangi orang-orang murtad, umat Islam kehilangan para sahabat yang hafal Al Quran sebanyak 70 orang. Oleh karena itu Umar bin Khattab kemudian mengusulkan kepada khalifah Abu Bakar, agar mengumpulkan Al Quran. Usulan itu disetujui khalifah Abu Bakar. Beliau kemudian menyuruh Zaid bin Sabit untuk menyalin Al Quran. Zaid bin Sabit dengan penuh hati-hati memindahkan ayat-ayat Al Quran yang ditulis di pelepah kurma, tulang-tulang onta dan sebagainya ke mushaf dengan rapi sekali sesuai dengan urutan-urutan dengan petunjuk Rasulullah saw. Al Quran yang telah berbentuk mushaf itu disimpan oleh khalifah Abu Bakar sampai ia wafat. Kemudian disimpan oleh Umar bin Khattab ketika ia diamgkat menjadi khakifah yang kedua.

Menjelang wafatnya Rasulullah Saw. saat itu tentara Islam sedang memerangi kabilah-kabilah di Palestina, tenatara Islam berhasil mengalahkan pasukan Romawi. Kekalahan pasukan Romawi membuat kaisar Heraklius marah dan ingin membalas, kemudian kaisar Heraklius menyiapkan pasukan di dekat Palestina dan Syiria. Atas persiapan pasukan Romawi yang berada di Palestina dan syiria, maka khalifah Abu Bakar menyeruhkan umat Islam untuk berjihad melawan pasukan Romawi. khalfah mempersiapkan beberapa pasukan yang dipimpin oleh Ubaidah bin jarah tujuan ke Homs, Amr bin Ash ke Palestina dan Syam, Syarahbil bin Hasanah ke Yordania, Abu Ubaidah, dan Khlaid bin Walid yang dibantu oleh Musana bin Harris ke Irak.

Dalam peperangan melawan pasukan Romawi tidak semua tentara Islam memperoleh kemenangan dengan mudah di palestina dan Syam, karena pasukan Romawi timur sangat kuat. akhirnya tentara Islam yang dipimpin oleh Amr bin Ash berhasil mengalahkan pasukan Romawi di Palestina dan Syam setelah dibantu oleh pasukan yang dipimpin Khalid bin Walid. Mereka bertemu di Yarmuk (anak sungai Yordan). Tentara Roma yang berjumlah 250.000 orang dapat dikalahkan olen tentara Islam yang hanya berjumlah 4.000 orang. Peperangan itu dikenal dengan perang Yarmuk.

Ketika perang masih berlangsung antara pasukan Roma dan Pasukan Islam, terdengar kabar bahwa khalifah Abu Bakar Siddiq meninggal dunia. Abu Bakar meninggal dunia pada tahun 13 H. karena sakit. kemudian Umar bin Khattab atas wasiat Khalifah Abu Bakar diangkat menjadi Khalifah guna mencegah agar tidak terjadi perpecahan dikalangan umat Islam. Masa ke khalaifaannya menghadapi situasi yang sangat sulit, seperti menmghadapi orang-orang yang kembali kepada agama mereka yang lama (murtad), menghadapi nabi-nabi palsu, dan menhadapi pasukan-pasukan Romawi yang hendak menhancurkan Islam.

Sewaktu Nabi Muhammad Saw. wafat, sebenarnya sudah ada benih-benih perpecahan yang terjadi antara kaum Anshar dan kaum Muhajirin tentang siapa yang akan menggantikan dalam urursan pemerintahan (khalifah). Masing-masing telah mempersiapkan pengganti Rasulullah. Tetapi perpecahan ini dapat diatasi dan tidak menimbulkan kekacauan. Abu Bakar Shiddiq disetujui dan diangkat menjadi seorang khalifah setelah wafatnya nabi Muhammad Saw.

Demikianlah artikel tentang "riwayat Abu Bakar ash-Shiddiq" yang dibuat secara singkat, semoga bermanfaat untuk kita semua dan semoga bangsa Indonesia kedepan memiliki seorang pemimpin seperti Abu Bakar yang tegas, adil, dan bijaksana serta tidak mementingkan diri sendiri, tetapi untuk kemaslahatan umat.
By: http://seribusatukisahislami.blogspot.com/2012/12/riwayat-abu-bakar-ash-shiddiq.html


Andre Carson, Muslim Kedua di Senat AS

Nama Andre D Carson mungkin tidak setenar Keith Ellison, anggota Muslim pertama dalam Kongres Amerika Serikat (AS).
Namun demikian, kiprah Andre Carson dalam dunia politik negeri Paman Sam itu sudah tidak diragukan lagi. Seperti halnya Ellison, Carson tercatat sebagai salah satu anggota senat (DPR) AS. Hebatnya lagi, ia adalah seorang Muslim.
November 2010 menjadi awal periode kedua bagi Carson menduduki kursi anggota legislatif AS menyusul kemenangan yang diraihnya dalam pemilu sela yang digelar 2 November tahun 2009 lalu.
Dalam pemilu sela tersebut, Carson yang merupakan wakil dari negara bagian Indiana, unggul 58,9 persen suara atas penantangnya, Marvin Scott yang hanya memperoleh 37,8 persen.
Perjuangan Carson untuk bisa meraup 58,9 persen suara tersebut tidaklah mudah. Selama masa kampanye, Carson kerap diserang dari sisi keislamannya oleh sang rival. Scott kerap menjadikan kemusliman Carson sebagai target serangannya.
Dalam situs pribadinya, Scott menulis pernyataan anti-Islam yang menyatakan bahwa elemen radikal Islam sedang mendanai dan membangun masjid-masjid di seluruh Amerika.
Bahkan, Scott yang mengklaim dirinya sebagai orang yang menghormati kebebasan beragama berujar, “Saya membela hak Carson untuk menjadi seorang Muslim… tapi mereka (Muslim), tidak berhak mengganti hukum AS dengan hukum Islam, hukum para ekstremis.”
Namun, pernyataan keras Scott itu tak ditanggapi serius oleh Carson. Menurut dia, pernyataan itu merupakan bentuk kekesalan Scott karena tak mampu memenangkan pemilu sehingga melakukan black campaign terhadap dirinya. Menjadi Muslim
Ketertarikan Carson terhadap Islam sudah berlangsung sejak usia remaja. Tapi, ia mulai membaca buku-buku mengenai Islam dan masuk Islam sekitar 14 tahun lalu.
Satu hal yang paling memengaruhinya adalah karya-karya penyair sufi Rumi dan buku autobiografi tokoh Muslim Afro-Amerika, Malcolm X.
Ketertarikannya terhadap Islam diakuinya karena nilai-nilai kedamaian dan kasih sayang yang diajarkan dalam Alquran.
“Bagi saya, daya pikat Islam adalah pada aspeknya yang universal. Semua agama mengajarkan universal. Tapi dalam Islam, saya melihatnya secara teratur di masjid-masjid di mana orang dari berbagai ras ikut shalat bersama,” ujarnya.
Carson kerap terlihat menunaikan shalat di Masjid Nur-Allah, sebuah masjid Suni yang banyak dikunjungi orang Amerika keturunan Afrika.
Sebagai politikus Muslim di negara yang mayoritas penduduknya non-Muslim, Carson kerap menghadapi berbagai kritikan yang menghubungkannya dengan pemimpin Nation of Islam, Louis Farrakhan.
Sekalipun menyangkal bahwa kelompok Islam itu ada hubungannya dengannya, namun ia mendukung beberapa aktivitas yang dilakukan kelompok itu, seperti memerangi penggunaan narkotika.
Kendati sikapnya ini ditentang, Carson tetap memiliki banyak pendukung. Sejak memutuskan untuk terjun ke kancah politik, ayah dari seorang putri bernama Salimah ini tidak menganggap agama yang dianutnya bakal menghambat kariernya. Sekalipun saat ini umat Islam masih berjuang keras untuk meningkatkan citra mereka di Amerika.
Politisi yang beristrikan Mariama Shaheed, seorang pendidik di Pike Township School ini menegaskan, sekalipun ia menghormati Islam, agama yang dianutnya tidak akan pernah memengaruhi keputusan yang diambilnya. Karena ia beranggapan keputusan tersebut harus diambil berdasarkan kebutuhan para pemilihnya.
“Bagi saya, agama memberi informasi untuk saya. Anda perlu menghormati orang-orang tanpa melihat ras, agama, atau jenis kelamin,” tandasnya. Muslim Kedua di Senat AS
Sejak 2008, Carson telah menduduki kursi anggota DPR AS. Politikus dari Partai Demokrat ini kali pertama terpilih sebagai anggota Kongres AS pada Maret 2008 lalu.
Kala itu, ia ikut serta dalam pemilu khusus yang digelar pada 11 Maret 2008.
Niatnya untuk ikut serta saat itu hanyalah karena terdorong oleh keinginan untuk meneruskan mendiang neneknya, Julia Carson, yang mewakili distrik ketujuh negara bagian Indiana.
Sang nenek meninggal dunia akibat kanker paru-paru di tahun 2007 dan Carson memutuskan untuk mengisi posisinya yang akan berakhir pada Maret 2008.
Terpilihnya Carson dalam pemilu khusus tersebut menjadikannya sebagai politikus Muslim kedua di jajaran Kongres AS. Lahir di Indianapolis, Indiana, pada 16 Oktober 1974, Carson bukan berasal dari keluarga Muslim.
Pria keturunan Afro-Amerika ini dibaptis dan dibesarkan sebagai seorang pemeluk Kristen oleh neneknya yang menginginkannya menjadi seorang pendeta saat ia dewasa kelak. Hal ini pula yang mendorong sang nenek untuk memasukkan Carson ke sekolah Katolik.
Di usia yang masih kanak-kanak, Carson sudah ikut dilibatkan dalam berbagai kegiatan sosial dan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh neneknya.
Lingkungan tempat tinggalnya yang terbilang keras secara tidak langsung telah mengasah kepekaannya terhadap masalah-masalah seputar pendidikan, keamanan publik, dan kesempatan ekonomi.
Carson mengenyam pendidikan dasar dan menengah di Sekolah Umum Indianapolis. Setelah tamat, ia melanjutkan ke Sekolah Tinggi Teknik Arsenal.
Ia memperoleh gelar sarjana di bidang manajemen peradilan pidana dari Universitas Concordia Wisconsin dan master dalam bidang manajemen bisnis dari Universitas Indiana Wesleyan.
Selepas lulus dari Universitas Indiana Wesleyan, Carson memulai karier profesionalnya sebagai penegak hukum di Kepolisian Negara Bagian Indiana.
Ia bertugas di sana sebagai seorang penyelidik selama 9 tahun lamanya. Ia kemudian bergabung dengan Departemen Keamanan Dalam Negeri Indiana. Di kantor barunya ini, ia ditempatkan di bagian intelijen dan bertugas mengawasi unit antiterorisme.
Setelah tidak lagi bertugas di Departemen Keamanan Dalam Negeri Indiana, Carson sempat bekarier dalam bidang marketing. Ia tercatat pernah menjadi tenaga pemasaran di sebuah biro jasa arsitek dan insinyur di Indianapolis.
Namun, profesi tersebut ia jalani hanya sebentar karena kemudian ia memilih untuk berkecimpung di dunia politik. Partai Demokrat menjadi kendaraan politik yang dipilihnya selain juga karena faktor sang nenek adalah salah seorang kader di partai ini.
Sebelum terpilih menjadi anggota DPR, Carson tercatat sebagai salah satu anggota komite Partai Demokrat di Indianapolis.
Pada tahun 2007, ia menang dalam kaukus khusus Partai Demokrat di wilayah Marion, negara bagian Alabama. Berkat kemenangan tersebut, ia ditunjuk menjadi penasihat wilayah kota untuk distrik ke-15 wilayah Marion.
[Sumber: kisahmuallaf.com]

Kisah Umar Bin Khattab


Biografi Umar bin Khattab

“Ya Allah, jadikanlah Islam ini kuat dengan masuknya salah satu dari kedua orang ini. Amr bin Hisham atau Umar bin Khattab.” Salah satu dari doa Rasulullah pada saat Islam masih dalam tahap awal penyebaran dan masih lemah. Doa itu segera dikabulkan oleh Allah. Allah memilih Umar bin Khattab sebagai salah satu pilar kekuatan islam, sedangkan Amr bin Hisham meninggal sebagai Abu Jahal.

Umar bin Khattab dilahirkan 12 tahun setelah kelahiran Rasulullah. Ayahnya bernama Khattab dan ibunya bernama Khatamah. Perawakannya tinggi besar dan tegap dengan otot-otot yang menonjol dari kaki dan tangannya, jenggot yang lebat dan berwajah tampan, serta warna kulitnya coklat kemerah-merahan.

Beliau dibesarkan di dalam lingkungan Bani Adi, salah satu kaum dari suku Quraisy. Beliau merupakan khalifah kedua di dalam Islam setelah Abu Bakar. Nasabnya adalah Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qarth bin Razah bin ‘Adiy bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib. Nasab beliau bertemu dengan nasab Rasulullah pada kakeknya Ka’ab. Antara beliau dengan Rasulullah selisih 8 kakek. lbu beliau bernama Khatamah binti Hasyim bin al Mughirah al Makhzumiyah. Rasulullah memberi beliau kunyah Abu Hafsh (bapak Hafsh) karena Hafshah adalah anaknya yang paling tua dan memberi laqab (julukan) al Faruq.

Umar bin Khattab Masuk Islam

Sebelum masuk Islam, Umar bin Khattab dikenal sebagai seorang yang keras permusuhannya dengan kaum Muslimin, bertaklid kepada ajaran nenek moyangnya, dan melakukan perbuatan-perbuatan jelek yang umumnya dilakukan kaum Jahiliyah, namun tetap bisa menjaga harga diri. Beliau masuk Islam pada bulan Dzulhijah tahun ke-6 kenabian, tiga hari setelah Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam.

Ringkas cerita, pada suatu malam beliau datang ke Masjidil Haram secara sembunyi-sembunyi untuk mendengarkan bacaan shalat Rasulullah. Waktu itu Rasulullah membaca surat al Haqqah. Umar bin Khattab kagum dengan susunan kalimatnya lantas berkata pada dirinya sendiri- “Demi Allah, ini adalah syair sebagaimana yang dikatakan kaum Quraisy.” Kemudian beliau mendengar Rasulullah membaca ayat 40-41 (yang menyatakan bahwa Al Qur’an bukan syair), lantas beliau berkata, “Kalau begitu berarti dia itu dukun.” Kemudian beliau mendengar bacaan Rasulullah ayat 42, (Yang menyatakan bahwa Al-Qur’an bukan perkataan dukun.) akhirnya beliau berkata, “Telah terbetik lslam di dalam hatiku.” Akan tetapi karena kuatnya adat jahiliyah, fanatik buta, pengagungan terhadap agama nenek moyang, maka beliau tetap memusuhi Islam.

Kemudian pada suatu hari, beliau keluar dengan menghunus pedangnya bermaksud membunuh Rasulullah. Dalam perjalanan, beliau bertemu dengan Nu`aim bin Abdullah al ‘Adawi, seorang laki-laki dari Bani Zuhrah. Lekaki itu berkata kepada Umar bin Khattab, “Mau kemana wahai Umar?” Umar bin Khattab menjawab, “Aku ingin membunuh Muhammad.” Lelaki tadi berkata, “Bagaimana kamu akan aman dari Bani Hasyim dan Bani Zuhrah, kalau kamu membunuh Muhammad?” Maka Umar menjawab, “Tidaklah aku melihatmu melainkan kamu telah meninggalkan agama nenek moyangmu.” Tetapi lelaki tadi menimpali, “Maukah aku tunjukkan yang lebih mencengangkanmu, hai Umar? Sesugguhnya adik perampuanmu dan iparmu telah meninggalkan agama yang kamu yakini.”

Kemudian dia bergegas mendatangi adiknya yang sedang belajar Al Qur’an, surat Thaha kepada Khabab bin al Arat. Tatkala mendengar Umar bin Khattab datang, maka Khabab bersembunyi. Umar bin Khattab masuk rumahnya dan menanyakan suara yang didengarnya. Kemudian adik perempuan Umar bin Khattab dan suaminya berkata, “Kami tidak sedang membicarakan apa-apa.” Umar bin Khattab menimpali, “Sepertinya kalian telah keluar dari agama nenek moyang kalian.” Iparnya menjawab, “Wahai Umar, apa pendapatmu jika kebenaran itu bukan berada pada agamamu?” Mendengar ungkapan tersebut Umar bin Khattab memukulnya hingga terluka dan berdarah, karena tetap saja saudaranya itu mempertahankan agama Islam yang dianutnya, Umar bin Khattab berputus asa dan menyesal melihat darah mengalir pada iparnya.

Umar bin Khattab berkata, “Berikan kitab yang ada pada kalian kepadaku, aku ingin membacanya.” Maka adik perempuannya berkata, “Kamu itu kotor. Tidak boleh menyentuh kitab itu kecuali orang yang bersuci. Mandilah terlebih dahulu!” Lantas Umar bin Khattab mandi dan mengambil kitab yang ada pada adik perempuannya. Ketika dia membaca surat Thaha, dia memuji dan muliakan isinya, kemudian minta ditunjukkan keberadaan Rasulullah.

Tatkala Khabab mendengar perkataan Umar bin Khattab, dia muncul dari persembunyiannya dan berkata, “Aku akan beri kabar gembira kepadamu, wahai Umar! Aku berharap engkau adalah orang yang didoakan Rasulullah pada malam Kamis, ‘Ya Allah, muliakan Islam dengan Umar bin Khatthab atau Abu Jahl (Amru) bin Hisyam.’ Waktu itu, Rasulullah berada di sebuah rumah di daerah Shafa.” Umar bin Khattab mengambil pedangnya dan menuju rumah tersebut, kemudian mengetuk pintunya. Ketika ada salah seorang melihat Umar bin Khattab datang dengan pedang terhunus dari celah pintu rumahnya, dikabarkannya kepada Rasulullah. Lantas mereka berkumpul. Hamzah bin Abdul Muthalib bertanya, “Ada apa kalian?” Mereka menjawab, “Umar datang!” Hamzah bin Abdul Muthalib berkata, “Bukalah pintunya. Kalau dia menginginkan kebaikan, maka kita akan menerimanya, tetapi kalau menginginkan kejelekan, maka kita akan membunuhnya dengan pedangnya.” Kemudian Rasulullah menemui Umar bin Khattab dan berkata kepadanya, “Ya Allah, ini adalah Umar bin Khattab. Ya Allah, muliakan Islam dengan Umar bin Khattab.” Dan dalam riwayat lain, “Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan Umar.”

Seketika itu pula Umar bin Khattab bersyahadat, dan orang-orang yang berada di rumah tersebut bertakbir dengan keras. Menurut pengakuannya dia adalah orang yang ke-40 masuk Islam. Abdullah bin Mas’ud berkomentar, “Kami senantiasa berada dalam kejayaan semenjak Umar bin Khattab masuk Islam.”

Kepemimpinan Umar bin Khattab

Keislaman beliau telah memberikan andil besar bagi perkembangan dan kejayaan Islam. Beliau adalah pemimpin yang adil, bijaksana, tegas, disegani, dan selalu memperhatikan urusan kaum muslimin. Pemimpin yang menegakkan ketauhidan dan keimanan, merobohkan kesyirikan dan kekufuran, menghidupkan sunnah dan mematikan bid’ah. Beliau adalah orang yang paling baik dan paling berilmu tentang al Qur’an dan as Sunnah setelah Abu Bakar.

Kepemimpinan Umar bin Khattab tak seorangpun yang dapat meragukannya. Seorang tokoh besar setelah Rasulullah dan Abu Bakar. Pada masa kepemimpinannya kekuasaan Islam bertambah luas. Beliau berhasil menaklukkan Persia, Mesir, Syam, Irak, Burqah, Tripoli bagian barat, Azerbaijan, Jurjan, Basrah, Kufah dan Kairo.

Dalam masa kepemimpinan sepuluh tahun Umar bin Khattab itulah, penaklukan-penaklukan penting dilakukan Islam. Tak lama sesudah Umar bin Khattab memegang tampuk kekuasaan sebagai khalifah, pasukan Islam menduduki Suriah dan Palestina, yang kala itu menjadi bagian Kekaisaran Byzantium. Dalam pertempuran Yarmuk (636 M), pasukan Islam berhasil memukul habis kekuatan Byzantium. Damaskus jatuh pada tahun itu juga, dan Darussalam menyerah dua tahun kemudian. Menjelang tahun 641 M, pasukan Islam telah menguasai seluruh Palestina dan Suriah, dan terus menerjang maju ke daerah yang kini bernama Turki. Tahun 639 M, pasukan Islam menyerbu Mesir yang juga saat itu di bawah kekuasaan Byzantium. Dalam tempo tiga tahun, penaklukan Mesir diselesaikan dengan sempurna.

Penyerangan Islam terhadap Irak yang saat itu berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Persia telah mulai bahkan sebelum Umar bin Khattab naik jadi khalifah. Kunci kemenangan Islam terletak pada pertempuran Qadisiya tahun 637 M, terjadi di masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Menjelang tahun 641 M, seseluruh Irak sudah berada di bawah pengawasan Islam. Dan bukan hanya itu, pasukan Islam bahkan menyerbu langsung Persia dan dalam pertempuran Nehavend (642 M), mereka secara menentukan mengalahkan sisa terakhir kekuatan Persia. Menjelang wafatnya Umar bin Khattab di tahun 644 M, sebagian besar daerah barat Iran sudah terkuasai sepenuhnya. Gerakan ini tidak berhenti tatkala Umar bin Khattab wafat. Di bagian timur mereka dengan cepat menaklukkan Persia dan bagian barat mereka mendesak terus dengan pasukan menyeberang Afrika Utara.

Selain pemberani, Umar bin Khattab juga seorang yang cerdas. Dalam masalah ilmu diriwayatkan oleh Al Hakim dan Thabrani dari Ibnu Mas’ud berkata, “Seandainya ilmu Umar bin Khattab diletakkan pada tepi timbangan yang satu dan ilmu seluruh penghuni bumi diletakkan pada tepi timbangan yang lain, niscaya ilmu Umar bin Khattab lebih berat dibandingkan ilmu mereka. Mayoritas sahabat pun berpendapat bahwa Umar bin Khattab menguasai 9 dari 10 ilmu. Dengan kecerdasannya beliau menelurkan konsep-konsep baru, seperti menghimpun Al Qur’an dalam bentuk mushaf, menetapkan tahun Hijriyah sebagai kalender umat Islam, membentuk kas negara (Baitul Maal), menyatukan orang-orang yang melakukan shalat sunah Tarawih dengan satu imam, menciptakan lembaga peradilan, membentuk lembaga perkantoran, membangun balai pengobatan, membangun tempat penginapan, memanfaatkan kapal laut untuk perdagangan, menetapkan hukuman cambuk bagi peminum khamr (minuman keras) sebanyak 80 kali cambuk, mencetak mata uang dirham, audit bagi para pejabat serta pegawai dan juga konsep yang lainnya.

Namun dengan begitu beliau tidaklah menjadi congkak dan tinggi hati. Justru beliau seorang pemimpin yang zuhud dan wara’. Beliau berusaha untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan rakyatnya. Dalam satu riwayat Qatadah berkata, “Pada suatu hari Umar bin Khattab memakai jubah yang terbuat dari bulu domba yang sebagiannnya dipenuhi dengan tambalan dari kulit, padahal waktu itu beliau adalah seorang khalifah, sambil memikul jagung ia lantas berjalan mendatangi pasar untuk menjamu orang-orang.” Abdullah, puteranya berkata, “Umar bin Khattab berkata, ‘Seandainya ada anak kambing yang mati di tepian sungai Eufrat, maka umar merasa takut diminta pertanggung jawaban oleh Allah’.”

Beliaulah yang lebih dahulu lapar dan yang paling terakhir kenyang. Beliau berjanji tidak akan makan minyak Samin dan daging hingga seluruh kaum muslimin kenyang memakannya.

Tidak diragukan lagi, khalifah Umar bin Khattab adalah seorang pemimpin yang arif, bijaksana dan adil dalam mengendalikan roda pemerintahan. Bahkan ia rela keluarganya hidup dalam serba kekurangan demi menjaga kepercayaan masyarakat kepadanya tentang pengelolaan kekayaan negara. Bahkan Umar bin Khattab sering terlambat salat Jum’at hanya menunggu bajunya kering, karena dia hanya mempunyai dua baju.

Kebijaksanaan dan keadilan Umar bin Khattab ini dilandasi oleh kekuatirannya terhadap rasa tanggung jawabnya kepada Allah. Sehingga jauh-jauh hari Umar bin Khattab sudah mempersiapkan penggantinya jika kelak dia wafat. Sebelum wafat, Umar berwasiat agar urusan khilafah dan pimpinan pemerintahan, dimusyawarahkan oleh enam orang yang telah mendapat ridha Allah dan Rasulullah. Mereka adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abu Thalib, Thalhah bin Ubaidilah, Zubair binl Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan Abdurrahman bin Auf. Umar menolak menetapkan salah seorang dari mereka dengan berkata, “Aku tidak mau bertanggung jawab selagi hidup sesudah mati. Kalau Allah menghendaki kebaikan bagi kalian, maka Allah akan melahirkannya atas kebaikan mereka (keenam orang itu) sebagaimana telah ditimbulkan kebaikan bagi kamu oleh Nabimu.”

Wafatnya Umar bin Khattab

Pada hari Rabu bulan Dzulhijah tahun 23 H Umar Bin Kattab wafat. Beliau ditikam ketika sedang melakukan shalat Subuh oleh seorang Majusi yang bernama Abu Lu’luah (al Fairus dari Persia), budak milik al Mughirah bin Syu’bah diduga ia mendapat perintah dari kalangan Majusi. Umar bin Khattab dimakamkan di samping Rasulullah dan Abu Bakar, beliau wafat dalam usia 63 tahun.

Diambil dari berbagai sumber.

Dari : makhluktermulia

Kisah Nabi Nuh Alaihi Salam

Nabi Nuh as. termasuk keturunan yang kesepuluh dari Nabi Adam as. Beliau diutus oleh Allah swt. untuk menyeru umat manusia supaya menyembah kepada Allah dan melarang menghambakan dirh kepada selain Allah. Tetapi manusia di masa itu kebanyakan tidak mendengarkan dan ajakan Nabi Nuh tersebut, mereka justru mencela dan menghina Nabi Nuh. Sebagai seorang rasul, Nabi Nuh as. tidak putus asa dan terus menyeru kaumnya kembali kejalan yang benar. Tidak henti-hentinya dengan segala macam cara beliau lakukan, seperti mengabarkan akan janji-janji Allah, baik berupa ampunan dan pahala, serta siksaan agar kaumnya mengikuti seruan untuk menyembah Allah. Tetapi semuanya itu tidak membuat kaumnya lantas percaya dan mengikuti beliau.Mereka yang mendengar seruan Nabi Nuh as diantaranya ada yang memasukkan kedua jari telunjuknya ke lobang telinganya dan ada yang menutupi wajah-wajahnya dengan baju mereka, sebagai isyarat, bahwa mereka menganggap Nabi Nuh as. adalah orang gila. Melihat tingkah laku kaumnya membuat beliau sedih dan takut jika mereka ditimpa azab. Begitulah kaumnya Nabi Nuh as. yaitu salah satu kaum yang melampaui batas, sehinga Allah swt. memusnahkan mereka dengan banjir yang besar sebagai balasan bagi orang-orang yang ingkar kepada Allah dan Rasul-Nya.
Sebelum Allah menurunkan azab berupa banjir bandang, Allah swt. mengutus seorang malaikat untuk menyuruh Nabi Nuh as, untuk membuat perahu dan cara membuatnya. Menurut riwayat Nabi Nuh as setelah menerima perintah untuk membuat perahu, Nabi Nuh kemudian menanam pohon diatas sebuah bukit selama bertahun-tahun agar kayunya dapat di gunakan untuk membuat kapal tersebut. Kemudian beliau melaksanakan dan ketika beliau sedang membuat kapal tersebut, kaumnya yang sangat zalim tetap saja mengejek dengan berkata: "Lihatlah Nabi kita sekarang sudah menjadi tukang kayu dan pandai membuat kapal, mungkin dia sudah gila. Bagaimana bisa kapal berlayar diatas daratan!". Kemudian Nabi Nuh membalasan ejekan mereka, beliau berkata: "Jika kalian mengejek kami, maka sesungguhnya kamipun mengejekmu sebagaimana kalian mengejek kami. Kelak kamu akan mengetahui, siapa yang ditimpa azab.
Setelah selesai membuat kapal, Nabi Nuh as. kemudian mengajak kaumnya yang telah beriman kepada Allah, azab pun datang dengan ditandai hujan yang sangat lebat yang turun tidak henti-hentinya, sampai berhari-hari lamanya disusul keluarnya mata air dari dalam bumi dan badai yang sangat dahsyat, sehingga air terus naik semakin tinggi dan daratan berubah menjadi lautan luas. Dalam keadaan yang demikian kaum Nabi Nuh berusaha untuk menyelamatkan diri mereka lari mencari tempat perlindung di bukit-bukit dan gunung-gunung, tetapi mereka tidak selamat dan binasa ditelan oleh banjir. Disamping itu Nabi Nuh dan pengikutnya selamat dan kapal yang dibuatnya diatas bukit itu telah berlayar, kecuali anaknya sendiri yang bernama Kan'an ia diseret air bah ketika itu Nabi Nuh melihat anaknya yang hampir tenggelan beliau memanggil anaknya, dengan berkata: "Hai anakku! Naiklah kesini bersama kami, dan janganlah kamu menjadi bersama mereka yang kufur kepada Allah." anaknya kemudian menjawab: "Saya akan pergi ke atas gunung yang akan menyelamatkan saya dari air ini. Sahut Nabi Nuh as: Tiada seorangpun yang dapat selamat dari siksa Allah pada hari ini, kecuali orang yang dikasihi-Nya. Kemudian keduanya dipisahkan oleh gelombang, hingga anak Nabi Nuh termasuk orang yang tenggelam. Sebagai seorang bapak, Nabi Nuh merasa sedih melihat anaknya tenggelam, lalu ia menyeru kepada Allah: "Wahai Tuhan kami! Sesungguhnya anak saya adalah keluarga saya, sungguh janji-Mu benar dan Engkau seadil-adil yang memberikan hukuman." Kemudian Allah berfirman kepada Nabi Nuh as: "Hai Nuh! Sesungguhnya anakmu itu bukanlah keluargamu, karena ia mengerjakan perbuatan yang tidak baik, sebab itu janganlah engkau meminta sesuatu yang tidak engkau ketahui, sesungguhnya Aku memberi pelajaran supaya engkau jangan sampai termasuk orang-orang yang bodoh." (QS. Hud: 46)

Dalam sekejap saja kaumnya Nabi Nuh as yang kafir sudah dilenyapkan dari muka bumi oleh banjir yang sangat hebat itu, setelah mendapat perintah dari Allah swt, barulah air itu menjadi surut dan kering.
Allah berfirman:
"Dan difirmankan: Hai bumi! Telanlah air itu! Hai langit ! Tahanlah hujan! Kemudian surutlah air itu, sedang kapal Nuh kandas diatas bukit yang bernama "JUDI". Serta difirmankan: Binasalah kaum yang aniaya itu." (QS. Hud: 44)
Demikianlah kisah nabi Nuh as yang telah Allah ceritakan dalam Al-qur'an, agar kita dapat mengambil pelajaran dari kisah tersebut, supaya kita betul-betul memperkuat iman kita kepada Allah dan mentaati-Nya dan juga ta'at kepada Rasul-Nya. Menurut riwayat Nabi Nuh as. beserta keluarga dan pengikutnya, mereka terapung-apung dipermukaan air dengan kapalnnya selama enam bulan, mulai bulan Rajab sampai pada tanggal supuluh Muharram. Umat nabi Nuh yang selamat jumlah sebanyak 120 orang dan beliau wafat pada usia 950 tahun.
By:  http://seribusatukisahislami.blogspot.com/2012/12/kisah-nabi-nuh-alaihi-salam.html

Para Pemain Sepak Bola Mualaf, Mereka Menemukan Kedamaian Saat Ibadah


Pemain asing yang sudah lama beredar di Indonesia banyak yang jadi mualaf. Salah satunya Cristian Gonzales, pemain naturalisasi Indonesia asal Uruguay yang menjadi aktor penting timnas Indonesia di Piala AFF 2010 yang lalu . Tentunya mereka jadi mualaf setelah melihat aktivitas kawan-kawannya yang mayoritas Muslim.Gonzales banyak belajar Islam dari istrinya, Eva Nurida Siregar. Gonzales dan Eva bertemu di Cili dan menikah pada tahun 1995. Saat itu Gonzales masih beragama Katholik dan istrinya beragama Islam.

Perpindahan Gonzales tahun 2003 ke klub Indonesia PSM Makassar menjadi pintu hidayah bagi Gonzales. Ia banyak belajar dari masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim. Tanggal 9 Oktober 2003 Christian Gonzales memutuskan untuk masuk Islam atas dasar kemauan sendiri dengan disaksikan oleh ustadz Mustafa di Masjid Agung al Akbar Surabaya. Christian Gerard Alfaro Gonzales kemudian diberi nama Mustafa Habibi. Nama Mustafa diambil dari guru spiritualnya, ustadz Mustafa sedangkan Habibi (cintaku) diambil karena rasa cinta sang istri amat besar kepada Christian Gonzales.

Islam memiliki kesan tersendiri bagi Gonzales “Karena di dalam Islam setiap ada sesuatu ada ucapan doanya seperti ketika masuk rumah mengucapkan assalamualaikum, ketika mau melakukan sesuatu diawali dengan basmalah, dan setiap melangkah dalam Islam selalu aja ada bacaan. Dan ini menjadi hati saya merasa tenang” Ungkap Eva mengutip ucapan Gonzales.

Mantan rekan setim Gonzales di Persik Kediri, Danilo Fernando juga memutuskan menjadi mualaf tak lama setelah merumput di Indonesia. Begitu pun dengan pelatih nyentrik asal Moldova, Arcan Iurii.

Di kesebelasan lain ada pemain asal Brasil, Antonio Claudio (Persibom, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara), pemain asal Cile, Patricio Jimenez (Semarang United), dan Javier Rocha (Batavia Union). Keputusan mereka menjadi mualaf umumnya didorong keinginan sendiri, tanpa ada paksaan dari pihak mana pun.

”Tidak ada orang yang memaksa saya masuk Islam. Saya menjadi mualaf murni karena keinginan saya sendiri,” ujar Danilo. Hal yang sama diakui Iurie. “Sebelumnya, aku lahir dan besar sebagai penganut Kristen Ortodoks. Kini aku serius menjadi pemeluk agama Islam. Pilihan ini bukan sekadar main-main,” ucap Iurie seperti dimuat eramuslim.com.

Sedangkan striker Delras Sidoarjo, Marcio Souza mengatakan dia sudah lama tertarik untuk memeluk Islam. Karena selama empat tahun dia bermain di Indonesia yang merupakan negara Islam terbesar di dunia, juga ikut memengaruhinya.

“Saya senang dan tertarik melihat kawan-kawan lain, selalu taat dan rutin beribadah kalau pas tiba waktunya shalat. Bahkan di tengah perjalanan sekali pun kawan-kawan tak lupa beribadah. Mereka seperti menemukan kedamaian saat beribadah,” katanya.


Sumber : KisahIslami.com

Balasan Yang Luar Biasa Karena Sedekah


Abu Umamah al-Bahili bukanlah seorang yang kaya raya. Baginya rezeki yang ia peroleh patut disyukuri, sedikit atau banyak semua itu adalah pemberian dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Walaupun ia hidup dengan keadaan yang serba kekurangan, tetapi Abu Umamah selalu mengeluarkan sedekah dan suka menolong orang lain. ia berusaha sekuat tenaga agar bisa memberikan bantuan, terkadang sesuatu yang ia sedekahkan itu adalah barang yang sangat ia butuhkan untuk memenuhi kehidupan keluarganya sehari-hari.

Pada suatu hari, ketika matahari belum sepenuhnya menampakkan kemunculannya, tiba-tiba seorang pengemis mendatangi rumah Abu Umamah dengan kondisi pakaian yang lusuh, kotor dan compang-camping. Kaki kiri pengemis itu cacat, sehingga jalannya sedikit pincang. Abu Umamah kemudian menerima pengemis itu dan memintanya untuk menunggu sebentar. Abu Umamah segera masuk ke dalam untuk mencari sesuatu yang dapat ia berikan kepada pengemis itu. Ternyata ia hanya memiliki uang sebanyak tiga Dinar. Sebetulnya uang tiga dinar itu sangat ia butuhkan untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya hari itu. tanpa berpikir lama, Abi Umamah kemudian memberikan uang satu dinar kepada pengemis itu.

Tidak beberapa lama kemudian, ketika Abu Umamah akan menutup pintu rumahnya datang satu lagi seorang pengemis yang lain. Ia pun memberikan satu dinar kepada pengemis itu. Apa yang terjadi ! tak disangka-sangka rupanya datang lagi pengemis yang ketiga dan akhirnya ia pun memberikan uang yang masih tersisa satu dinar lagi kepada pengemis yang ketiga itu, sehingga Abu Umamah tidak memiliki uang lagi dan ia tidak dapat membeli kebutuhan untuk keluarganya pada saat itu.

Istri Abu Umamah lalu marah setelah diberitahukan, bahwa uang tiga dinar yang seharusnya digunakan untuk belanja sudah habis diberikan kepada pengemis-pengemis itu.

"Kita tidak memiliki apa-apa lagi. lantas dengan apa kita makan hari ini?"

Abu Umamah tidak menjawab perkataan istrinya itu, ia hanya diam dan menutup pintu kamar sampai azan Zhuhur. Setelah itu ia pergi ke masjid dalam keadaan perut kosong yang telah ia niati berpuasa sunnah. Istrinya kemudian meminjam uang kepada tetanggganya untuk membeli makanan berbuka nanti.

Ketika Abu Umamah dan istrinya selesai berbuka puasa, tiba-tiba datang seorang tamu, yaitu sahabat Abu Umamah sendiri. Setelah mereka mengobrol tentang berbagai hal, sahabatnya kemudian mengatakan maksud kedatangannya.

"sahabatku, Abu Umamah! Tujuanku kesini adalah untuk menghadiahkan uang tiga ratus dinar kepadamu. Perlu engkau ketahui, uang ini adalah laba dari uang yang pernah aku pinjam darimu." kata sahabatnya

Setelah menerima uang itu, Abu Umamah mengucapkan syukur mendapatkan pemberian yang menurutnya sangat luar biasa banyaknya.

"Tiga dinar dibalas dengan tiga ratus dinar? Alangkah besarnya balasan Allah Subhanahu Wa Ta'ala." Yang terucap dari batin Abu Umamah

Ternyata Allah tidak akan mengingkari janji-Nya bagi orang-orang yang suka bersedekah dan berbuat baik kepada orang lain. Dia akan menggantinya dengan berlipat ganda. Dan orang-orang yang berusaha untuk meningkatkan ketakwaannya kepada Allah., pasti akan memperoleh derajat yang tinggi dan mulia disisi-Nya.

Pada malam hari itu juga, lalu Abu Umamah memberikan sebagian uang pemberian sahabatnya itu kepada orang-orang fakir miskin dan yang membutuhkannya.


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir, seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui," (QS. Al-baqarah: 261)
By:  http://seribusatukisahislami.blogspot.com/2012/11/balasan-yang-luar-biasa-karena-sedekah.html

Kisah Nabi Adam (Bag-1)



Alhamdulillah, segala puji hanya kepunyaan Allah yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya, sehingga pada kesempatan kali ini saya akan berbagi kembali tentang cerita dan kisah Nabi dan Rasul, yaitu tentang Kisah Nabi Adam as

di dalam Al-Quran Allah telah menceritakan kembali kepada Nabi Muhammad saw, untuk disampaikan kepada umat manusia, agar dapat mengetahui siapa manusia yang pertama kali diciptakan Tuhan alam semesta dan berasal darimana kejadiannya.

Nabi Adam as, adalah manusia yang pertama kali diciptakan oleh Allah yang akan ditugaskan sebagai khalifah di bumi. Nabi Adam as juga disebut Abul Basyar, yaitu bapak dari segala manusia. Adapun penciptaan Nabi Adam, Allah swt, menciptakannya dari tanah liat. Sebagaimana Allah Swt. berfirman:

"Dan sesungguhnya benar Kami ciptakan manusia dari tanah liat kering dari tanah hitam yang busuk." (QS. Al-Hijr: 27)

Setelah Allah s.w.t.menciptakan bumi dengan gunung-gunungnya,laut-lautannya dan tumbuh-tumbuhannya,menciptakan langit dengan mataharinya,bulan dan bintang-bintangnya yang bergemerlapan menciptakan malaikat-malaikatnya ialah sejenis makhluk halus yangdiciptakan untuk beribadah menjadi perantara antara Zat Yang Maha Kuasa dengan hamba-hamba terutama para rasul dan nabinya maka tibalah kehendak Allah s.w.t. untuk menciptakan sejenis makhluk lain yang akan menghuni dan mengisi bumi memeliharanya menikmati tumbuh-tumbuhannya,mengelola kekayaan yang terpendam di dalamnya dan berkembang biak turun-temurun waris-mewarisi sepanjang masa yang telah ditakdirkan baginya.

Para malaikat ketika diberitahukan oleh Allah s.w.t. akan kehendak-Nya menciptakan makhluk lain itu,mereka khuatir kalau-kalau kehendak Allah menciptakan makhluk yang lain itu,disebabkan kecuaian atau kelalaian mereka dalam ibadah dan menjalankan tugas atau karena pelanggaran yang mereka lakukan tanpa disadari.Berkata mereka kepada Allah s.w.t.:”Wahai Tuhan kami!Buat apa Tuhan menciptakan makhluk lain selain kami,padahal kami selalu bertasbih,bertahmid,melakukan ibadah dan mengagungkan nama-Mu tanpa henti-hentinya,sedang makhluk yang Tuhan akan ciptakan dan turunkan ke bumi itu,nescaya akan bertengkar satu dengan lain,akan saling bunuh-membunuh berebutan menguasai kekayaan alam yang terlihat diatasnya dan terpendam di dalamnya,sehingga akan terjadilah kerusakan dan kehancuran di atas bumi yang Tuhan ciptakan itu.”

Allah berfirman,

“Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui dan Aku sendirilah yang mengetahui hikmat penguasaan Bani Adam atas bumi-Ku.Bila Aku telah menciptakannya dan meniupkan roh kepada nya,bersujudlah kamu di hadapan makhluk baru itu sebagai penghormatan dan bukan sebagai sujud ibadah,karena Allah s.w.t. melarang hamba-Nya beribadah kepada sesama makhluk-Nya.”

Kemudian diciptakanlah Adam oleh Allah s.w.t.dari segumpal tanah liat,kering dan lumpur hitam yang berbentuk.Setelah disempurnakan bentuknya ditiupkanlah roh ciptaan Tuhan ke dalamnya dan berdirilah ia tegak menjadi manusia yang sempurna.

Iblis membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah seperti para malaikat yang lain,yang segera bersujud di hadapan Adam sebagai penghormatan bagi makhluk Allah yang akan diberi amanat menguasai bumi dengan segala apa yang hidup dan tumbuh di atasnya serta yang terpendam di dalamnya.Iblis merasa dirinya lebih mulia,lebih utama dan lebih agung dari Adam,karena ia diciptakan dari unsur api,sedang Adam dari tanah dan lumpur.Kebanggaannya dengan asal usulnya menjadikan ia sombong dan merasa rendah untuk bersujud menghormati Adam seperti para malaikat yang lain,walaupun diperintah oleh Allah.

Tuhan bertanya kepada Iblis:”Apakah yang mencegahmu sujud menghormati sesuatu yang telah Aku ciptakan dengan tangan-Ku?” Iblis menjawab:”Aku adalah lebih mulia dan lebih unggul dari dia.Engkau ciptakan aku dari api dan menciptakannya dari lumpur.” Karena kesombongan,kecongkakan dan pembangkangannya melakukan sujud yang diperintahkan,maka Allah menghukum Iblis dengan mengusir dari syurga dan mengeluarkannya dari barisan malaikat dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat pd.dirinya hingga hari kiamat.Di samping itu ia dinyatakan sebagai penghuni neraka.

Iblis dengan sombongnya menerima dengan baik hukuman Tuhan itu dan ia hanya mohon agar kepadanya diberi kesempatan untuk hidup kekal hingga hari kebangkitan kembali di hari kiamat.Allah meluluskan permohonannya dan ditangguhkanlah ia sampai hari kebangkitan,tidak berterima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu,bahkan sebaliknya ia mengancam akan menyesatkan Adam,sebagai sebab terusirnya dia dari syurga dan dikeluarkannya dari barisan malaikat,dan akan mendatangi anak-anak keturunannya dari segala sudut untuk memujuk mereka meninggalkan jalan yang lurus dan bersamanya menempuh jalan yang sesat,mengajak mereka melakukan maksiat dan hal-hal yang terlarang,menggoda mereka supaya melalaikan perintah-perintah agama dan mempengaruhi mereka agar tidak bersyukur dan beramal soleh.

Kemudian Allah berfirman kepada Iblis yang terkutuk itu:

“Pergilah engkau bersama pengikut-pengikutmu yang semuanya akan menjadi isi neraka Jahanam dan bahan bakar neraka.Engkau tidak akan berdaya menyesatkan hamba-hamba-Ku yang telah beriman kepada Ku dengan sepenuh hatinya dan memiliki aqidah yang mantap yang tidak akan tergoyah oleh rayuanmu walaupun engkau menggunakan segala kepandaianmu menghasut dan memfitnah.”

Allah hendak menghilangkan anggapan rendah para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmat-Nya menunjuk Adam sebagai penguasa bumi,maka diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang berada di alam semesta,kemudian diperagakanlah benda-benda itu di depan para malaikat seraya:

”Cubalah sebutkan bagi-Ku nama benda-benda itu,jika kamu benar merasa lebih mengetahui dan lebih mengerti dari Adam.”

Para malaikat tidak berdaya memenuhi tentangan Allah untuk menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka.Mereka mengakui ketidak-sanggupan mereka dengan berkata:

“Maha Agung Engkau! Sesungguhnya kami tidak memiliki pengetahuan tentang sesuatu kecuali apa yang Tuhan ajakan kepada kami.Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.”

Adam lalu diperintahkan oleh Allah untuk memberitahukan nama-nama itu kepada para malaikat dan setelah diberitahukan oleh Adam,berfirmanlah Allah kepada mereka:”Bukankah Aku telah katakan padamu bahawa Aku mengetahui rahsia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan.”

Nabi Adam as akan diangkat sebagai khalifah dibumi, sudah barang tentu memiliki ilmu pengetahuan, sehingga Allah mengisi hatinya dengan ilmu dan iman, sehingga beliau dapat menjalankan tugas dengan baik sebagai wakil Allah swt. dibumi. Adam kemudian tinggal di surga sampai batas waktu yang telah ditentukan oleh Allah swt.

Surga yang serba nikmat, segala kesenangan ada didalamnya, semua tersedia. Sungguh suatu tempat yang menkjubkan, indah dan permai yang nantinya akan menjadi impian dan idaman setiap hamba Allah yang beramal sholeh serta taat kepada Allah swt. Demikianlah gambaran surga yang telah diterangkan oleh Allah swt. didalam Al-Quran.

ketika Allah telah selesai menciptakan alam semesta dan segala makhluk lainnya, maka diciptakan pula Adam as. sebagai manusia pertama, seorang hamba yang dimuliakan itu lalu ditempatkan di surga.

Nabi Adam hidup dan tinggal sendirian didalam surga, tanpa mempunyai seorang kawan yang menemani, ia berjalan kesana sini, menatap langit yang tinggi dan melihat bumi terhampar nan jauh diseberang. Tiada satupun ia melihat sesuatu yang sejenis dengannya., kecuali burung-burung yang berterbangan kesana kemari sambil berkejar-kejaran di angkasa luas, bernyanyi dengan suara yang merdu seolah-olah memamerkan kemesraan. Tiada yang dilakukan Adam, kecuali bermalas-malasan, santai sambil menghirup udara segar dan menikmati keindahan surga yang ditumbuhi oleh bermacam-macam pohon, bunga-bunga yang menebarkan harum yang semerbak. yang dibawahya mengalir anak-anak sungai yang bercabang-cabang dan berwarna-warni. tetapi apalah arti sebuah keindahan, jika hati selalu gelisah, karena tidak ada teman yang mendampingi Adam di dalam surga yang memiliki kesenangan yang tida bandingnya itu.

Terkadang Nabi Adam sekali-sekali berteduh dibawah pohon yang rindang untuk mencari hiburan dengan mendengarkan suara burung yang sedang bernyanyi., tetapi tetap saja hati Nabi Adam tidak tenteram, malah lebih menjadi gelisah. kalau angin di dalam surga bertiup sepoi-sepoi basah dimana daun-daun pohon bergerak dengan lembut, terkesanlah di dalam hati nabi Adam keharuan dan kerinduan yang semakin dalam. Tetapi walau demikian Adam merasa malu untuk mengadu kepada Allah akan sesuatu kerinduan yang tersimpan dilubuk hati sanubarinya. tetapi allah swt. yang Maha Mengetahui segala sesuatu baik yang terang maupun tersembunyi. Oleh karena itu Allah kemudian menghibur dan mengusir rasa kesepian yang ada pada diri hamba-Nya itu.

Tatkala Nabi Adam as. sudah berada di puncak kerinduan dan keinginan untuk mendapatkan teman, sedang ia lagi duduk termenung diatas tempat duduk yang berlapiskan tilam permadani serba mewah, maka tiba-tiba ia mengantuk datang menawannya dan iapun tertidur dengan nyenyak terhanyut ke alam tidur, sehingga tak sadar dengan yang ada disekitarnya. Pada saat yang demikian itu, Allah Swt. memerintahkan kepada malaikat jibril untuk mencabut tulang rusuk Adam dari lambung sebelah kiri. Seperti orang yang sedang terbius, Adam tidak merasakan apa-apa ketika tulang rusuknya dicabut oleh malaikat jibril as.

Atas kuasa Allah Yang Maha Sempurna dan kuasa atas segala sesuatu, dengan berkata: "Kun", maka terciptalah manusia dengan jenis perempuan dari tulang rusuk Nabi Adam itu. Sebuah karunia yang dianugerahkan Allah kepada Adam yang mendambakan seorang teman. Dan perempuan itu diberi nama "Hawa".

Hawa duduk bersandar pada bantal yang lembut diatas tempat duduk yang megah bertahtakan emas dan butiran-butiran permata yang indah dipandang mata. sambil terpesona memperhatikan kecerahan wajah seorang laki-laki yang sedang terbaring tidak jauh dihadapannya. Butiran-butiran pikiran yang bergelombang di dalam sanubari Hawa seolah-olah merupakan arus-arus tenaga listrik yang datang mengetuk kalbu adam. Adam kemudian terbangun. Alangkah terkejutnya ia ketika melihat ada makhluk seperti dirinya berada tidak jauh dari tempatnya.

Hawa yang diciptakan lengkap dengan perasaan malu, segera memutarkan badannya sekedar untuk menyembunyikan sesuatu yang menjadi aurat wanita nantinya, seraya menebarkan senyuman yang indah dari sudut mata dan paras yang cantik yang dapat membuat terpesona bagi yang melihatnya. Hawa diciptakan Allah dengan bentuk dan paras yang sempurna. Ia dihiasi dengan kecantikan, keindahan, kelembutan, mata yang jelita, kasih sayang dan segala sifat yang terpuji. Ia adalah wanita tercantik yang menghiasi surga, yang kecantikannya itu akan diwariskan kepada wanita-wanita di kemudian hari. Adam pun tak kurang gagah, memiliki wajah yang tampan, tidak ada sedikitpun kecacatan yang ada pada dirinya baik lahir dan batin. mereka berdua adalah wujud dari segala sifat-sifat Allah yang Maha Sempurna. Maha Suci Allah dari segala kekurangan. Ketampanan Adam itu pula nantinya akan diwariskan kepada anak laki-laki dan keturunannya dengan izin Allah Swt. Bahkan diriwayatkan bahwa kelak semua penduduk surga akan dibangkitkan dengan pantulan dari cahaya rupa Adam as.

Adam kemudian bangkit dari pembaringannya sambil memperbaiki duduknya. Ia membuka matanya memperhatikan dengan pandangan tajam, ia sadar bahwa orang asing dihadapannya itu bukanlah bayangan selintas pandang, namun benar-benar suatu kenyataan dari wujud manusia yang mempunyai bentuk fisik serupa dengannya. ia yakin dan tidak salah pandang, ia tahu itu manusia seperti dirinya yang berbeda hanya wajah dan jenis kelaminnya saja. Adam sadar bahwa itulah jenis atau teman yang dirindukannya. Hatinya gembira, bersyukur, bertahmid dan memuji Dzat Sang Maha Pencipta. Ia tertawa kepada Hawa yang cantik itu yang menyambutnya senyuman seraya menundukkan kepalanya dengan pandangan tak langsung, pandangan yang tersembunyi sesuatu didalamnya hatinya.

Adam terpikat dengan wajah Hawa yang jelita, yang kecantikannya melebihi bidadari-bidadari surga. Allah menanamkan cinta dan syahwat dalam diri Adam. Adam dibisikkan hatinya agar merayu Hawa. Ia berkata: "Aduhai si jelita, siapakah gerangan kekasih ini? Darimanakah datangmu, dan untuk siapakah engkau disini...?" Hawa kemudian menjawab: "Aku dari Pencipta! Aku..aku..aku dijadikan untukmu?

Tiada suara yang semerdu itu walaupun berbagai suara merdu dan indah perna ia dengar, tetapi kemerduan suara Hawa terdengar begitu indah yang keluar dari bibir mungil si wanita jelita itu. suaranya membangkitkan rindu, gerakan tubuhnya menimbulkan semangat.

Kata-kata Hawa yang paling senang didengar Oleh Adam adalah ketika Hawa berkata dengan sedikit gugup yang terputus-putus yaitu, "Aku..aku..aku dijadikan untukmu". Adam mengetahui bahwa nikmat itu datangya dari Allah swt. dan cinta pun datang dari Allah. Ia tahu bahwa Allah itu Maha Indah dan tentunya suka dengan keindahan. Suka dan cinta kepada Hawa berarti cinta kepada Sang Pencipta. dengan keyakinan yang penuh, Adam kemudian menghampiri Hawa dengan berkata, "Kekasihku, kemarilah engkau!" dengan suara yang lembut penuh kecintaan, Hawa pun berkata, "Aku malu, kalau engkau yang inginkan aku engkaulah yang kesini!"

Hawa bangkit dari tempat duduknya dan bergeser beberapa langkah kebelakang, ia tahu walau ia tercipta untuk Adam, namun ia merasa malu dan takut kepada Allah swt. walaupun dihatinya sungguh menyukai Adam. Mendapatkan perlakuan seperti itu, Adam tidak putus asa. Ia tahu itu bukan dosa. Ia tahu isi hati Hawa dan dapat membacanya.Ia tahu bukannya Hawa menolak, tetapi menghindarinya itu bukan berarti menolaknya, namun dikarenakan ada rasa malu sebagai sifat seorang perempuan

Insya Allah bersambung.......
By: http://seribusatukisahislami.blogspot.com/2012/11/kisah-nabi-adam-bag-1.html

Kisah Nabi Adam (Bag-2)


Hawa bangkit dari tempat duduknya dan bergeser beberapa langkah kebelakang, ia tahu walau ia tercipta untuk Adam, namun ia merasa malu dan takut kepada Allah swt. walaupun dihatinya sungguh menyukai Adam. Mendapatkan perlakuan seperti itu, Adam tidak putus asa. Ia tahu itu bukan dosa. Ia tahu isi hati Hawa dan dapat membacanya.Ia tahu bukannya Hawa menolak, tetapi menghindarinya itu bukan berarti menolaknya, namun dikarenakan ada rasa malu sebagai sifat seorang perempuan. Untuk membaca Kisah Nabi Adam as sebelumnya, silakan Baca Disini.

Walaupun tak dapat dipungkiri bahwa Hawa juga terpesona dengan wajah Adam yang sungguh tampan.

Tetapi Adam tidak putus asa, ia tahu itu bukanlah suatu dosa, ia juga tahu isi hati Hawa, dan ia tahu bahwa dibalik rasa malu tersimpan cinta sejati. Oleh karena itu Adam yakin, bahwa Hawa tercipta untuknya. Ketika sudah dekat kepada Hawa serta hendak mengulurkan tangannya untuk meraih Hawa, tiba-tiba terdengar suara ghaib yang menyeru:

"Hai Adam, tahanlah dirimu, pergaulanmu dengan Hawa tidak halal kecuali dengan mahar dan menikah!" Adam terkejut dan mendengarkan kata-kata itu dengan tekun dan kembali ketempat duduknya dengan taat. Begitu juga dengan Hawa mendengar teguran itu dan hatinya tenteram.
Kedua manusia surga itu sama-sama terdiam seakan-akan menunggu perintah.

Allah Swt Yang Maha Mengetahui dan Maha Sempurna. Dialah Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, kemudian menyempurnakan nikmat-Nya kepada Adam dan Hawa. Allah Swt. mengetahui bahawa mereka berdua saling memerlukan, segera memerintahkan bidadari-bidadari surga untuk menghiasi dan menghibur Hawa dengan membawakan kepadanya perhiasan-perhiasan surga. Sementara itu diperintahkan pula para malaikat langit untuk berkumpul dibawah pohon Syajarah Thuba untuk menjadi saksi atas pernikahan Adam dan Hawa.

Diriwayatkan bahwa pada akad pernikahan itu Allah Swt. berfirman:

"Segala puji adalah kepunyaan-Ku, segala kebesaran adalah pakaian-Ku, segala kemegahan adalah hiasan-Ku dan segala makhluk adalah hamba-Ku dan dibawah kekuasaan-Ku. Menjadi saksilah kamu hai para malaikat dan penghuni langit dan surga, banwa Aku menikahkan Hawa dan Adam, kedua ciptaan-Ku dengan mahar, dan hendaklah keduanya bertahlil dan bertahmid kepada-Ku!"

Malaikat dan para bidadari berdatangan. Setelah akad nikah selesai berdatanganlah malaikat dan para bidadari menyebarkan mutiara-mutiara yaqut dan intan-intan permata kemilau kepada kedua pengantin yang agung itu. Lalu diantarkanlah Adam untuk bertemu istrinya Hawa di istana yang sangat megah yang akan mereka tempati.

Ketika Adam hendak mendekati istrinya, Hawa menuntut haknya, yaitu mahar yang telah disyariatkan Allah sejak semula.

"Mana Mahar?" Hawa bertanya kepada Adam. Ia menolak bersentuhan sebelum mahar dibayarkan kepadanya.

Adam bingung seketika, lalu menyadari bahwa untuk menerima haruslah bersedia memberi. Bahwa yang demikian itu sudah menjadi ketetapan hukum Allah dalam pernikahan sebagai syarat utama dalam pernikahan.

Adam kemudian berfikir mahar apa yang harus ia berikan kepada Hawa. Adam lalu bertanya kepada Allah,

"Ilahi Robbi! Apakah gerangan yang akan kuberikan kepadanya? Emaskah, intankah, perak atau permata??"

"Bukan!" Kata Allah.

"Apakah hamba alan berpuasa atau sholat atau bertasbih untuk-Mu sebagai maharnya?"

"Bukan!" tegas suara ghaib.

Adam diam untuk menenangkan jiwanya, kemudian bermohon dengan tekun: "Kalau begitu tunjukilah hamba-Mu jalan keluar!"

Allah Swt. berfirman:

"Mahar Hawa ialah sholawat sepuluh kali kepada Nabi-Ku, Nabi yang bakal Kubangkitkan, yang membawa pernyataan dari sifat-sifat-Ku; Muhammad, cincin permata dari para anbiya? dan penutup serta penghulu segala Rasul. Ucapkanlah sepuluh kali."

Adam merasa lega. Ia lalu mengucapkan sholawat sepuluh kali sebagai mahar kepada istrinya, karena Nabi Muhammad adalah Rahmatan lil 'alamin (rahmat bagi seluruh alam).

Hawa mendengarnya dan menerimannya sebagai mahar. "Hai Adam, kini Aku halalkan hawa bagimu". perintah Allah dan dapatlah ia sebagai istrimu!"

Adam bersyukur lalu masuk kamar istrinya dengan ucapan salam. Hawa menyambutnya dengan suka cita dan penuh kecintaan yang tulus.

Allah Swt. berfirman:

"Hai Adam, diamlah engkau bersama istrimu didalam surga dam makanlah (serta nikmatilah) apa saja yang kamu berdua ingini, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini karena (apabila mendekatinya) kamu berdua akan menjadi lalim." (QS> Al-A'raaf: 19)

Insya Allah akan kita sambung lagi Kisah Nabi Adam as pada artikel yang akan datang.

Terima kasih atas perhatiannya dan semoga bermanfaat. Alhamdulillah

Wassalamu'alaikum Wr.wb
By: http://seribusatukisahislami.blogspot.com/2012/11/kisah-nabi-adam-bag-2.html

Kisah Nabi Musa 'Alaihi Salam (Bag-1)


Nabi Musa as adalah keturunan dari kaum Bani Israil. Beliau Lahir di Mesir yang pada masa itu diperintah oleh seorang raja yang sangat zalim, yaitu Fir'aun. Fir'aun adalah seorang raja yang mengaku dirinya sebagai Tuhan. Oleh karena itu barangsiapa yang menyembah selain daripadanya, maka dia tidak segan-segan menyiksa, dipenjara bahkan dibunuh. Hal mini sebagaimana telah diterangkan Allah SWT. didalam Al-Quran.

Allah SWT. berfirman:

"Fir'aun berkata: Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain saya, benar-benar saya akan menjadikan kamu salah seorang dipenjara." (QS. Asy-Syu'araa: 29)

Pada suatu malam Fir'aun bermimpi seakan-akan ia melihat negeri Mesir terbakar habis dan rakyatnya banyak yang mati, pada mimpinya itu hanya orang-orang dari kaum Bani Israil yang tertinggal. esok harinya ia mengumpulkan para ahli tenung dan menceritakan perihal mimpinya itu. Sibuklah para ahli tenung itu mentabirkan atau menyingkap rahasia yang terkandung dalam mimpi Fir'aun tersebut. Kemudian para ahli tenung itu menyampaikan arti mimpi fir'aun itu, bahwa akan lahir seorang bayi laki-laki dari bangsa Israil yang nantinya akan meruntuhkan kekuasaan Fir'aun. Ketika mendengar arti mimpinya itu, Fir'aun menjadi khawatir dan takut bahwa mimpinya itu akan menjadi kenyataan. Maka segara dia memerintahkan kepada para pengawalnya untuk mengawasi dan segera membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir dan tetap membiarkan hidup bayi perempuan.

Allah SWT. berfirman:

"Dan ingatlah ketika kami selamatkan kamu dari keluarga Fir'aun (pengikut-pengikutnya) merka menimpakan siksaan yang amat besar kepadamu, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan anak-anakmu yang perempuan, demikian itu adalah cobaan yang besar dari Allah." (QS.Al-Baqarah: 49)

"Sesungguhnya Fir'aun berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan rakyatnya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan menghidupi anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir'aun termasuk orang yang berbuat kerusakan." (QS.Al-Qoshosh: 4)

"Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi Mesir itu, dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi bumi Mesir. Dan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, dan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Hamman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu." (QS.Al-Qoshosh: 5-6)

"Kami ilhamkan kepada ibu Musa supaya disusukannya anak itu, maka apabila takut akan ditangkap Fir'aun, hendaklah hanyutkan ia ke sungai Nil dan janganlah engkau takut dan jangan berduka cita, sungguh Kami akan mengembalikannya kepadamu dan menjadikan Rasul." (QS.Al-Qoshosh: 7)

"Kemudian Musa diambil oleh keluarga Fir'aun, akhirnya menjadi musuh dan kesusahan bagi mereka. Sungguh Fir'aun dan Haman beserta bala tentaranya amat bersalah. Berkata isterinya Fir'aun: Adalah anak ini menjadi kesukaanku dan hatimu, sebab itu janganlah ia dibunuh, mudah-mudahan ia berguna bagi kita dan kita jadikan ia sebagai anak angkat. Sedang mereka tidak merasa." (QS.Al.Qoshosh: 8-9)

"Kemudian hati ibu Musa menjadi kosong, hampir ia melahirkan apa yang ada dalam hatinya itu, tidak Kami tetapkan hatinya, ia supaya masuk golongan orang yang beriman. Berkata ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan: Cobalah... kau perhatikan keadaan Musa itu...! Lalu ia memperhatikan dari kejauhan, sedangkan mereka (keluarga Fir'aun) tiada merasa akan hal yang sedemikian itu." (QS.Al-Qoshosh: 10-11)

"Kami enggankan hati Musa untuk menyusu kepada wanita-wanita yang disediakan Fir'aun, kemudian datang saudari Musa menghadap raja, seraya berkata: Maukah baginda saya tunjukkan seorang perempuan yang akan menyusukan anak ini dan memelihara serta mendidiknya...? Maka Kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tiada lagi berduka cita dan supaya ia tahu, bahwa perjanjian Allah itu benar, tetapi kebanyakkan mereka itu tidak mengerti." (QS.Al-Qoshosh: 12-13)

"Ketika Musa telah dewasa dan telah masak fikirannya, Kami anugerahkan kepadanya hikmah dan ilmu pengetahuan. Begitulah Kami membalas orang-orang yang berbuat kebaikan. Pada suatu hari masuklah Musa kedalam kota, sedang penduduknya tidak kenal akan dia, lalu berjumpa dengan dia orang lelaki yang berkelahi, salah seorang daripadanya sebangsa dengan dia yaitu bangsa Israil dan musuhnya orang Mesir. Kemudian minta tolong orang yang sebangsa dia untuk melawan musuhnya, lalu Musa memukul musuh orang itu, sehingga mati. Berkata Musa: Oh, ini pekerjaan syaithan, sungguh syaithan itu musuh yang nyata.

Berkata Musa: Wahai Tuhanku, sesungguhnya saya telah aniaya kepada diri saya sendiri, sebab itu ampunilah dosa-dosa saya. Kemudian Allah mengampuni dosanya, sungguh Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Berkata Musa: Wahai Tuhanku! Oleh karena Engkau telah memberi kenikmatan kepada saya, maka janganlah saya hendaknya menolong orang yang berdosa lagi." (QS.Al.Qoshosh: 14-17)

"Kemudian adalah Musa berhati takut tinggal dikota itu, sambil menyelidiki, tiba-tiba orang yang minta tolongnya kemarin datang kepadanya untuk minta tolong lagi. kemudian Musa berkata kepadanya: Sungguh engkau orang sesat yang nyata. Ketika Musa hendak memegang musuh orang itu, lalu orang itu berkata kepada Musa: Hai Musa! Adakah engkau hendak membunuh saya sebagaimana engkau telah membunuh orang kemarin? Rupanya engkau hendak menjadi orang yang ganas di muka bumi ini dan bukan engkau hendak memperbuat kebaikan. kemudian datang seorang lelaki dari ujung kota dengan bersegera lalu katanya: Hai Musa! Sesungguhnya orang-orang bangsawan telah bersepakat hendak membunuh engkau, sebab itu hendaklah engkau lari dari sini, sungguh saya semata-mata memberi nasihat kepada engkau. Maka keluarlah Musa dari sana dengan ketakutan serta memperhatikan orang yang akan menangkapnya, lalu ia berkata: Wahai Tuhanku! Lepaskanlah saya dari siksaan orang-orang yang aniaya. Ketika ia sampai di negeri Mad-yan, lalu berkata: Mudah-mudahan Tuhan menunjukkan kepada saya ke jalan yang benar." (QS.Al-Qoshosh: 18-22)

demikianlah Nabi Musa yang kemudian melarikan diri meninggalkan negeri Mesir, karena takut dibunuh Fir'aun. Dalam perjalanannya yang tanpa arah dan tujuan kemdian beliau beristirahat dibawah sebatang pohon di daerah Mad-yan, sambil berkata, Mudah-mudahan Tuhan memberi petunjuk kepadaku ke jalan yang benar.


Bersambung.....
By:  http://seribusatukisahislami.blogspot.com/2012/11/kisah-nabi-musa-alaihi-salam-bag-1.html

Kisah Laki-Laki Penghuni Surga


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Allah Swt. serta sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad Saw. karena beliaulah kita semua dapat menemukan cahaya Islam yang menerangi segenap hati yang kelam menuju hati yang terang benderang yang terpancar dari hati yang terdapat iman.

Pada kesempatan yang bahagia ini atas segala limpahan rahmat dan nikmat dari Allah Swt. saya akan berbagi cerita dan kisah Islami kembali, yaitu tentang "Laki-Laki Penghuni Surga". Semoga bermanfaat dan selamat membaca......


Pada suatu hari, sahabat Abdullah bin Amr bin Ash radhiallahu anhu bersama Rasulullah Saw. dan para sahabat yang lain sedang duduk di halaman samping (teras) masjid. Kemudian Rasulullah Saw. bersabda,

"Akan datamg kepada kalian sekarang ini, seorang laki-laki penghuni surga."

Tidak lama kemudian setelah Rasulullah berkata memberitahu kepada para sahabat, masuklah seorang laki-laki dari kaum Anshar dengan bekas air wudhu yang menetes dari wajah dan janggutnya. Keesokan harinya Rasulullah mengulangi perkataan yang pernah beliau katakan seperti kemarin. Kemudian Abdullah bin Amr mengira atau menduga kalau yang datang kali ini bukanlah orang yang kemarin. Tidak lama setelah itu datang lagi orang yang sama seperti kemarin dengan keadaan yang sama persis seperti kemarin dengan air wudhu yang masih membasahi wajahnya dan memetes pada janggutnya. Hari ketiga berkata seperti dua hari yang lalu dan yang datang tetap orang itu juga.

Kemudian setelah itu Rasulullah Saw. pergi, lalu Abdullah bin Amr bin Ash membuntuti laki-laki dari belakang hingga sampai kerumah laki-laki itu. Abdullah bin Amr kemudian mencari cara agar bisa mengetahui amalan apa yang dapat membuat laki-laki itu mendapatkan derajat yang tinggi sebagai penghuni surga seperti yang telah disabdakan Rasulullah Saw.

Lalu Abdullah bin Amr menghampiri dan berkata kepada laki-laki itu,

"Aku telah bertengkar dengan ayahku, kemudian aku bersumpah untuk tidak mendatanginya selama tiga hari. Jika engkau setuju, aku mau tinggal bersamamu selama tiga hari." Kata Abdullah bin Amr

Laki-laki itu kemudian menjawab, "Ya, silakan!".

Selama Abdullah bin Ash berada dirumah laki-laki itu dan mengamati cara ibadah dan amalan apa yang lakukan, ternyat Abdullah bin Ash tidak melihat amalan khusus yang istimewa. Laki-laki itu tidak pernah bangun malam untuk shalat Tahajjud, tapi ia hanya mendengar setiap kali laki-laki itu terbangun selalu membaca zikir dan takbir, ia baru bangun dari tidurnya ketika waktu shalat subuh tiba. Pada siang harinya laki-laki itu tidak pernah berpuasa sunnah. Selain itu Abdullah tidak pernah mendengar laki-laki itu berbicara, kecuali yang baik-baik saja.

Setelah tiga hari telah berlalu, Abdullah mohon izin pulang, karena ia tidak melihat suatu keistimewaan amalan yang dikerjakan oleh laki-laki itu. Kemudian Abdullah bin Ash berkata:

"Wahai hamba Allah, sesungguhnya tidak pernah terjadi pertengkaran antara aku dan ayahku. Tujuan aku menginap dirumahmu, karena aku ingin tahu amalan yang membuatmu menjadi penghuni surga, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah Saw. Dengan melihat amalanmu itu aku akan menirunya supaya bisa menjadi sepertimu. Ternyata kau tidak terlalu banyak beramal kebaikan. Apakah sebenarnya hingga kau mampu mencapai sesuatu yangdikatakan oleh rasulullah Saw.?"

"Aku tidak memiliki amalan, kecuali semua yang telah engkau lihat sendiri." Jawab laki-laki itu

Ketika Abdullah bin Ash keluar beberapa langkah dari rumah laki-laki itu, laki-laki tersebut memanggilnya, seraya berkata:

"Benar, amalanku hanya yang engkau lihat, tetapi aku tidak pernah berbuat curang kepada seorangpun darim kaum muslimin ataupun lainnya. Aku juga tidak iri kepada seseorang atas karunia yang telah diberikan oleh Allah Swt. kepadanya.!"

Abdullah bin Ash kemudian berkata:

"Kemungkinan amalan iniklah yang membuatmu mendapatkan derajat yang tinggi. Dan inilah amalan yang sangat sulit untuk dilakukan."

Demikianlah kisah ini diceritakan kembali, semoga kita juga dapat mencapai derajat yang tinggi dan menjadi ahli (penghuni) surga, walau tidak dengan amalan yang demikian. Karena banyak jalan menuju surga.

terima kasih telah berkunjung di blog ini dan semoga semuanya dapat memberi manfaat untuk kita semua. Amin Ya Robbal 'alamin.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
By:http://seribusatukisahislami.blogspot.com/2012/11/kisah-laki-laki-penghuni-surga.html

Tiga Doa Yang Terkabul


Suatu hari Saham bin Munjab merasa beruntung karena berada satu pasukan dengan Alla'bin Hadhrami. Saham sangat penasaran dengan Alla', karena banyak orang yang mengatakan bahwa Alla' adalah pembawa keberuntungan. Setiap peperangan yang di ikuti oleh Alla' bin Hadhrami pasti mendapatkan kemenangan. Selain itu, Alla' juga sangat dikenal sebagai orang yang doanya selalu terkabul.

Dalam perjalanan misi militer tersebut, tanpa sengaja Saham bin Munjab mendengar doa yang dipanjatkan oleh Alla' bin Hadhrami setelah shalat berjamaah. Adapun doa yang dibaca oleh Alla' bin Hadhrami adalah,

"Ya Allah, Tuhanku Yang Maha Tinggi dan Maha Agung, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu dan di jalan-Mu untuk memerangi musuh-musuh-Mu. Maka, limpahkanlah kepada kami air untuk diminum, untuk berwudhu, dan bersuci dari kotoran atau hadats. Bilamana kami meninggalkan tempat ini, maka janganlah Engkau jadikan nasib seperti ini kepada siapapun, selain kami."

Setelah beberapa waktu, rombongan pasukan muslimin menemukan air sungai yang mengalir deras. Kemudian pasukan muslimin mengambil air untuk keperluan pribadi dan bekal dalam perjalanan.

Saham bin Munjab sengaja meninggalkan tempat minumnya dengan tujuan menguji doa Alla' bin Hadhrami. Apakah dikabulkan Allah atau tidak.

Setelah melakukan perjalanan yang jauh itu, kira-kira satu mil perjalanan dari sungai tersebut, Saham meminta izin kepada komandan pasukan muslimin untuk mengambil tempat air minumnya yang ketinggalan di sungai tadi. Setelah diperbolehkan ia kembali ketempat tersebut.

Di tem[at itu Saham bin MUnjab dapat menemukan tempat air minumnya, tapi sungainya telah berubah, yang tadinya air sungai itu berlimpah kini sudah kering dan tidak ada air sama sekali. Bahkan sedikitpun tidak meninggaklkan sisa.

Setelah melakukan perjalanan yang panjang dan sangat melelahkan itu, pasukan muslimin sampai ke medan perang. namun ada yang menahan, yaitu terhalang oleh sebuah lautan yang memisahkan antara mereka dan musuh.

Dalam keadaan seperti itu, Saham mendengar Alla' bin Hadhrami berdoa,

"Ya Allah, Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Maha Agung, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, dan dijalan-Mu kami memerangi musuh-Mu. Maka, berilah kami jalan untuk menuju musuh-Mu."

Setelah berdoa Alla' mengajak pasukan muslimin menyeberangi lautan. Yang sungguh menakjubkan adalah pelana kuda yang dikendarai oleh pasukan muslimin tidak basah sama sekali hingga keluar dari air laut dan ke garis musuh.

Setelah peperangan berakhir dan dimenangkan oleh pasukan muslimin, kemudian mereka kembali pulang. dalam perjalanan pulang tersebut Alla' bin Hadhrami jatuh sakit dan meninggal dunia. Karena tidak ada air, Alla' dikuburkan dengan pakaian yang dikenakan tanpa dimandikan.

Pasukan muslimin kemudian melanjutkan perjalanan pulang setelah memakamkan jenazah alla' bin Hadhrami. Tak lama kemudian ditengah perjalanan mereka menemukan sumber mata air, di antara mereka ada yang berinisiatif kembali ke pemekaman Alla' bin hadhrami dengan tujuan mengambil jenazahnya untuk dimandikan dan dikubur kembali.

Namun, ketika mereka menggali kuburan Alla' jenazahnya sudah tidak ada lagi, tetapi tidak ada tanda-tanda ada yang menggalinya atau dimakan hewan buas. Kemudian salah satu diantara mereka ada yang angkat cerita, bahwa ia pernah mendengar Alla' bin hadhrami berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang berbunyi:

"Ya Allah, Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Maha Agung, sembunyikanlah jenazahku./ Jangan Engkau biarkan seorang pun melihat auratku."

Setelah mendengar cerita tersebut, pasukan muslimin sepakat untuk melanjutkan perjalanan pulang. Saham bin Munjab pun yakin, bahwa Alla' bin Hadhrami adalah adalah orang yang bertakwa, sehingga doanya selalu terkabul. Karena hal itu terbukti dengan Ketiga doanya tersebut telah dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala Robbul 'Alamin.

Demikianlah kisah ini diceritakan kembali dengan tujuan agar kita semua dapat meyakini tentang kekuatan sebuah doa dalam kisah yang telah diceritakan kembali oleh Ustadz Lutfil Kirom az- Zumaro dalam bukunya yang berjudul : Kisah Paling Menggugah 1001 keajaiban Ketakwaan. Penebit : Najah.
By:  http://seribusatukisahislami.blogspot.com/2012/11/tiga-doa-yang-terkabul.html

Kisah Ali Bin Abi Thalib R.A

Ali bin Abi Thalib sudah kita ketahui bahwa beliau adalah anak dari pamannya Nabi Muhammad Saw, yaitu  Abu Thalib bin Abdul Muthalib. Sebelum Muhammad diangkat menjadi Rasulullah, Ali bin Abi Thalib merupakan orang yang pertama kali masuk Islam sejak kecil, kira-kira umur beliau terpaut 12 tahun lebih muda dari Rasulullah Saw. dan beliau juga merupakan sepupu dan sahabat serta sekaligus menantu Rasulullah Saw dengan menikahi anaknya yaitu Fatimah Az-Zahra.
Tidak heran jika beliau memiliki kepribadian dan berakhlak yang mulia, karena sejak kecil Ali bin Abi Thalib sangat dekat dengan Rasulullah Saw. Bukan itu saja beliau juga adalah seorang sahabat yang telah dijamin oleh Allah Swt. masuk surga.
Ali adalah orang shaleh, adil dalam segala hal, tegas dalam segala urusan, ahli dalam bidang kemiliteran dan mampu menggunakan alat-alat perang terutama dakam meenggunakan pedang. Karena kepandaiannya itu banyak orang-orang kafir Quraisy yang mati di ujung pedangnya dalam peperangan.
Ketika Usman bin Affan menjadi Khalifah menggantikan Khalifah Umar bin Khattab ra. Ali bin Abi Thalib menyetujuinya, tetapi tidak suka dengan kebijaksanaan dalam jabatan-jabatan yang selalu mementingkan atau mengutamakan keluarga Usman dan bukan diberikan kepada orang-orang yang mampu menduduki atau orang yang memiliki kemampuan dalam hal menjabat suatu jabatan dalam pemerintahan.
Kematian Khalifah Usman bin Affan ditangan pemberontak membuat pusat pemerintahan Islam di Madinah tidak menentu dan disamping itu para pemberontak masih berkeliaran baik dari Mesir, Kuffah, dan Basrah. Dalam keadaan seperti ini penduduk Madinah terbagi menjadi tiga golongan.

- Golongan yang pertama. Golongan pemberontak yang membaiat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah menggantikan Usman bin Affan dan beberapa sahabat yang ikut membaiat karena takut kepada pemberontak, yaitu Talhah dan Zubeir.

- Golongan kedua. Golongan yang menuntut kematian Usman bin Affan yaitu dari keluarga Umayyah yang dipimpin oleh Gubernur Syam (Irak).
- Golongan ketiga. Golongan yang menentang pengangkatan Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah, karena tidak disetujui oleh umat Islam secara utuh. Golongan ketiga ini dipimpin oleh Aisyah dan dibantu olen Talhah serta Zubeir.

Ketika Ali bin Abi Thalib menjabat sebagai khalifah yang ke empat yang sebelumnya adalah Abu Bakar ash-Shiddiq ra, Umar bin Khattab ra, dan Usman bin Affan ra. Dalam kepemimpinannya banyak hal-hal yang beliau perbuat, seperti:

1. Mengganti seluruh pejabat dan gubernur yang diangkat oleh Khalifah Usman bin Affan. Para sahabat ada yang telah memberikan nasehat agar tindakan itu jangan dilakukan, karena menurut mereka pemerintahn Ali belum kuat. Akan tetapi nasehat itu tidak didengar, malah beliau tetap ingin mengganti para pejabat dan gubernur yang sudah ada.

2. Mengambil kembali tanah-tanah yang dulu pernah dibagi-bagikan pada masa pemerintahan khalifah Usman bin Affan.

3. Memerangi para pemberontak
.
Ali bin Abi Thalib telah memecat para gubernur yang telah diangkat oleh Umar dan salah satunya adalah Muawiyah bin Abi Sufyan, gubernur Irak, tetapi Muawiyah tidak mau mempersiapkan tentaranya untuk menghadapi khalifah Ali. sedangkan Ali bin abi Thalib sudah mempersiapkan pasukannya untuk memerangi Muawiyah.

Ketika akan berangkat ke Irak terdengar bahwa di Mekkah telah terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Aisyah, Talhah dan Zubeir. Maka tentaranya terlebih dahulu diarahkan ke Mekkah untuk memadamkan pemberontakan disana yang terjadi pada tahun 36 H/657 M. yang telah menguasai Basrah. Peperangan antara Ali dan Aisyah dikenal dengan nama "Perang Berunta" tentara-tentara pemberontak dipimpin oleh Aisyah (istri Nabi Saw). Sedangkan tentara Ali dipimpin oleh beliau sendiri.

Perang berunta itu dimenangkan oleh Ali. pada peperangan tersebut Zubeir dan Talhah sebagai pendukung Aisyah tewas, sedangkan Aisyah dibiarkan tetap hidup dan dikembalikan ke Mekkah dengan segala kehormatan sebagaimana layaknya menghormati istri Nabi Saw. dan sekaligus sebagai mertuanya.
Setelah pemberontakan di Mekkah dapat di atasi kemudian pasukan yang dipimpin Khalifah Ali bin Abi Thalib segera berangkat ke Irak untuk memerangi Muawiyah. Peperangan ini dikenal dengan perang Siffin. Peperangan yang melibatkan antara Ali dan Muawiyah. Perang antara dua keturunan antara Bani Hasyim dan Bani Umayah. Perang besar yang sama-sama bertujuan untuk keluhuran agama Islam, perang yang sebelumnya telah diramalkan oleh Rasulullah Saw dahulu dan perang ini juga sebagai pertanda akan terjadi perpecahan umat Islam dalam beberapa golongan atau aliran, serta perang besar ini juga sebagai tanda-tanda kiamat kecil. Peperangan ini terjadi setelah perang Jamal. Peperangan ini disebutg perang Siffin, karena pertempurannya terjadi di Siffin, sebelah barat sungai Effrat. Dalam peperangan ini Muawiyah kalah dan hendak melarikan diri. tetapi Amr bin Ash yang ada dipihak Muawiyah mengangkat Al-Quran setinggi-tingginya untuk damai dan ia mengatakan bahwa umat Islam tidak pantas berperang melawan sesama saudaranya (umat Islam) sendiri.

Ali bin Abi Thalib mendengar hal itu kemudian menghentikan peperangan dan sebagian lagi tidak setuju, karena kemenangan sudah hampir diperoleh. Kedua belah pihak setuju untuk mengadakan perdamaian. Masing-masing mengutus dari pihak Ali diutus Musa Al Asy'ari sahabat Nabi yang warok dan shaleh. Sedangkan dipihak Muawiyah mengutus Amir bin Ash.

Dalam musyawarah itu pihak Ali kalah atas kelicikan Amr bin Ash. Amr berjanji akan sama-sama menurunkan diri dari jabatan kekhalifaan dan Muawiyah menurunkan diri dari jabatan sebagai gubernur, lalu umatlah yang selanjutnya akan memilih siapa yang skan menduduki jabatan tersebut. Pada kesempatan itu Abu Muasa berpidato terlebih dahulu untuk menurunkan Khalifah Ali. Kemudian Amr bin Ash berkata, bahwa ia setuju Ali diturunkan dari kekhalifaan dan hal ini diumumkan kepada orang banyak. Kemudian Amr bin Ash berkat, bahwa ia juga telah menurunkan Muawiyah dari gubernur dan langsung mengangkatnya sebagai khalifah. Selanjutnya mereka tidak mau melanjutkan perang. Muawiyah kemudian mengirim Amr bin Ash untuk memerangi para gubernur yang diangkat olen Ali. Amr bin Ash berhasil membunuh gubernur Mesir, yaitu Muhammad bin Abi Bakar. Kemudian Amr bin Ash diangkat oleh Muawiyah sebagai gubernur Mesir dan kemudian memberontak kepada Ali.

Tentara khalifah Ali bin Abi Thalib yang tidak setuju peperangan dihentikan, lalu berbalik kebelakang untuk memberontak. Golongan yang tidak setuju ini adalah awal dari nama Khawrij yang di dalam Al-Quran dijuluki Allah Subhanahu wa ta'ala sebagai "Anjing-Anjing Neraka. Orang-orang Khawarij kemudian berniat akan membunuh Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abu Sufyan, dan Amr bin Ash. Karena mereka menganggap ketiga orang ini adalah sumber dari tidak tenteramnya umat Islam.

Orang-orang Khawarij, seperti Ibnu Muljam berhasil membunuh Ali di Kuffah pada 17 Ramadhan tahun 40 H. Sedangkan Al Barah gagal membunuh Muawiyah dan Umar bin Bakir juga gagal membunuh Amr bin Ash. Setelah Khalifah Ali bin Abi Thalib wafat, kekhalifaan diduduki oleh anaknya, yaitu Hasan pada tahun 40 H. Karena tidak setuju, kemudian Muawiyah menyiapkan pasukannya untuk memerangi Hasan. Hasan mendengar hal itu. ia berusaha mengumpulkan pasukan, tetapi tidak berhasil. Dan akhirnya Hasan dan pengikutnya mundur ke Madain. Di Madain antara Muawiyah dan Hasan mengadakan perjanjian yang isinya antara lain.

1. Hasan rela tidak menjadi khalifah karena memelihara darah umat Islam.
2. Muawiyah jangan lagi mencaci maki ayahnya diatas mimbar.
3. Setelah Muawiyah nanti kursi kekhalifaan diserahkan pengangkatannya kepada umat Islam.

Demikianlah sejarah ringkas tentang khalifah Ali bin Abi Thalib yang saya ketahui. Jika ada kesalahan pada nama atau peristiwa yang terjadi pada kekhalifaan Ali bin Abi Thalib, mohon diberi tambahan. Wallahu a'lam bish shawab.
By:  http://seribusatukisahislami.blogspot.com/2012/11/kisah-ali-bin-abi-thalib-ra.html