Selasa, 09 Desember 2014

Kejujuran




Seperti biasanya malam itu (sekitar pkl 21.30 wib) saya dan dua orang tetangga kompleksku ngobrol di gardu siskamling samping rumahku. Sedang asyik kami ngobrol-ngobrol, dari soal politik, olah raga sampe masalah warga kompleks dibahas dengan lugas layaknya talk show di TV-TV yang sedang marak, lewatlah seorang tukang pisang dengan ditemani seorang bocah seumuran anak SD, menjajakan dagangannya.

“Pisang… pisang..,” begitu teriaknya. Terhenti sejenak obrolan kami mengamati si tukang pisang tersebut, muncul beberapa pertanyaan diantara kami, “Mengapa sudah malam begini masih ada saja tukang pisang keliling?” celetuk salah satu tetangga sebut saja Dedi. “Kenapa bawa anak kecil segala?” tandas Eri tetangga ku dengan kritisnya. “Ada apa keranjang pisangnya dipegangi anaknya itu?” tanyaku dengan penuh selidik.

Akhirnya kami mencoba menegurnya, “Wah, malam-malam masih ada pisang ya mang?” tanyaku.

“Iya pak, ada pisang raja dan ambon, masih seger dan masak dipohon pak” sahut si tukang pisang. “Ini anak mamang?” tanya Dedi. “Iya pak, anak saya yang ke dua,” sahutnya.

“Kok malam-malam ikut jualan apa tidak belajar?” tanya Eri penasaran. “Sudah belajar pak tadi sore sebelum nganter bapak jualan” jawab anak itu. “Kok Bapak malam-malam masih jualan bawa anak lagi, apa gak kasihan anak Bapak kan besok pagi-pagi harus ke sekolah” tanya ku.

“Bapak saya buta, jadi terpaksa harus diantar kalau mau jualan keliling pak” sahut anak itu menjelaskan. Kami begitu kaget mendengar penjelasan seorang bocah ingusan yang begitu berbakti kepada orang tuanya yang sedang berusaha itu.

Bagaimana tidak, seorang penjual pisang sampai malam begitu dia keliling kompleks ditemani anaknya yang sesuai SD itu. “Bapak kalau pagi mangkal di dekat pasar, selepas Ashar beliau keliling komplek pak, untuk menjual sisa dagangannya,” timpal anak itu. Itu semua dilakukan demi menghidupi dua anak dan sang istri. Dengan rasa simpati kami saling bisik-bisik untuk membelinya.

Karena begitu terharu saya dan dua orang tetanggaku membeli pisang dengan melebihkan pembayaran dari harga yang ditawarkanya. Tapi apa yang kami lakukan rupanya mendapat tanggapan berbeda dari si tukang pisang “Ini pak, kembaliannya seribu rupiah,” tukas si tukang pisang. “Sudah buat bapak dan anak bapak saja,” jawab kami serempak tanpa sadar.

“Maaf pak saya jualan bukan pengemis,” sahutnya. Dia mengembalikan semua kelebihan uang kami yang sebenarnya sengaja kami berikan. Kemudian si tukang pisang permisi dan pergi bersama anaknya menjajakan dagangannya sembari menuju pulang ke kampungnya.

Terbetik dalam sanubari kami masing-masing, masih ada orang jujur dan mulia di dunia ini. Uang lebih seribu rupiah pun tidak dia terima (karena bukan haknya) demi harga diri dan prinsip yang begitu luhur.

“Saya jualan bukan pengemis pak,” dinyatakan oleh seorang tukang pisang yang buta. Ada dua pelajaran berharga yang kita bisa petik dari kisah tersebut:

Pertama seandainya mental itu (tidak rakus pada harta yang bukan haknya) ada di sanubari semua penjabat kita tentu triliunan rupiah uang negara (rakyat) yang bisa diselamatkan di negeri ini untuk mensejahtera kan umat, tidak terkecuali kita juga tentunya.

Kedua betapa optimisnya si tukang pisang, dengan kondisi yang buta dia keliling kompleks sampai larut malam mencari rejeki, sementara kita orang yang lebih beruntung (mata normal) mungkin sudah santai nonton TV atau beranjak tidur.

Semoga kita bisa lebih mensyukuri nikmat dan anugerah Tuhan kepada kita semua.

Selasa, 23 September 2014

Peter Gould Mualaf Yang Berdakwah Lewat Seni Digital


Peter Gould lahir di Sydney, Australia dan menetap di kota itu selama hampir 29 tahun. Minatnya pada dunia seni, khususnya disain grafis, membuatnya menjadi salah seorang seniman disain grafis dan digital level internasional. Klien-kliennya adalah perusahaan-perusahaan besar dan orang-orang terkenal dari seluruh dunia, seperti Yusuf Islam, Sami Yusuf dan Zaytuna College.

Tidak cuma itu, Peter juga sedang membangun usaha busana muslim kontemporer, menerbitkan buku untuk anak-anak dan menjadi konsultan disain bagi kliennya dari berbagai negara. Tapi, yang membanggakan adalah Peter seorang muslim.

Ia mulai belajar Islam pada tahun 2002, ketika ia mulai sering bepergian ke negara-negara muslim. “Saya sangat terinspirasi dengan kota-kota tua seperti Granada, Fes dan Damaskus. Pengalaman itu memperkaya batin saya dan membuka cakrawala bagi dunia kreativitas saya, Alhamdulillah,” kata Peter.

Ia mengungkapkan, “Ketika berkunjung dan belajar di negara-negara Timur Tengah, saya jatuh cinta dengan elemen-elemen disain dan tradisinya yang artistik, yang dibangun sejak berabad-abad lalu. Saya memotret banyak hal dan berusaha untuk menyerap detil-detilnya–kaligrafi yang luar biasa, kubah-kubah, ubin, lengkungan dan warna-warna yang cerah– benar-benar mengagumkan dan inspiratif.”

“Saya terdorong untuk memasukkan semua yang saya lihat ke dalam pekerjaan saya dan mengkombinasikannya dengan proyek-proyek disain grafis dan karya seni yang saya buat,” sambung Peter.

Ia memuji karya seni islami yang menurutnya memiliki spektrum yang sangat kaya. Peter sangat mengagumi hasil kaligrafi dan disain-disain masjid dari tradisi Cina. “Berbeda sekali dengan Turki dan Andalusia yang bergaya Spanyol. Saya kira, saya sedang memikirkan sebuah disain bergaya Australia!” ujar Peter antusias.

Kekagumannya pada seni disain islami yang mendorongnya mempelajari Islam, membuatnya tak lama-lama untuk segera memeluk Islam. Pada tahun yang sama, tahun 2002, ia memutuskan untuk mengucapkan dua kalimat syahadat dan menjadi seorang muslim.

Ditanya tentang perkembangan seni dan disain di dunia muslim saat ini, Peter berpendapat bahwa generasi muda muslim saat ini haus dengan hasil karya seni dan disai kontemporer yang berkualitas. Masalahnya, tidak banyak generasi muda muslim yang menekuni atau memilih berprofesi di dunia seni kreatif dibandingkan profesi-profesi lainnya.

Untuk itu, Peter mendirikan Creativity & the Spiritual Path, yang mengkordinir berbagai pameran seni karya seniman muslim yang berbakat. Sejauh ini, ia sudah menggelar berbagai pameran di San Francisco, Toronto dan di Sydney. Sambutan masyarakat atas pameran seni itu ternyata luar biasa.

“Saya harap, inisiatif semacam ini akan membantu seniman-seniman muslim agar mendapatkan rasa percaya diri dan penghormatan, seperti yang mereka tahu dalam ajaran Islam,” ujar Peter.

Baru-baru ini, Peter meluncurkan proyek barunya yang diberi nama Artizaan, sebuah merek busana muslim, yang menggabungkan inspirasi gaya busana islamic Timur dan Barat.

“Disain produk busana muslim ini mewakili para muslim, seperti saya, bukan mereka yang mengenakan produk CK, Levi atau Gap. Alhamdulillah, proyek ini bisa terwujud berkat kerjasama dengan Artizara di Los Angeles, dan seorang teman saya bernama Haji Noor Deen, ia seniman kaligrafi. Sejauh ini, penerimaan atas produk ini cukup menggembirakan,” papar Peter.

Sebelum ini, Peter membantu sejumlah publik figur untuk membuat berbagai disain grafis. Pembuatan sampul album Sami Yusuf, pembuatan situs Zaytuna College dan dan pembuatan disain untuk Yusuf Islam adalah proyek yang paling berkesan untuknya.

“Suatu kehormatan buat saya, bekerja untuk orang-orang inspiratif dan berkontribusi pada perubahan yang positif bagi dunia,” tandas Peter. (kw/MV)
By: http://seribusatukisahislami.blogspot.com/2012/11/peter-gould-mualaf-yang-berdakwah-lewat.html

Bruno Metsu Menjadi Mualaf Saat Melatih Tim Senegal


Bruno Lucas Felix Metsu, demikian nama lengkap pemberian orang tuanya. Namun publik sepak bola dunia lebih mengenalnya dengan Bruno Metsu. Namanya makin mencuat setelah ia berhasil membawa tim asuhannya, Senegal, masuk perempatfinal Piala Dunia 2002 silam. Keberhasilan membawa tim nasional sepak bola Senegal hingga ke perempatfinal Piala Dunia 2002 bisa dibilang sebagai prestasi terbesar Metsu sepanjang karirnya di dunia sepak bola.

Lebih dari 30 tahun berkarir, Metsu bukanlah pemain dan pelatih terkenal. Ia pernah bermain di klub papan bawah Prancis dan Belgia seperti Dunkerqe, Nice, Lille dan Anderlecht. Sejak 1988, ia menangani klub kelas dua Prancis, Beauvais, kemudian Lille, Valenciennes, Sedan, dan Valence. Sebelum menangani Senegal, ia sempat menangani negara kecil Afrika, Guinea, selama enam bulan.

Meski sukses melatih timnas Senegal, bukan berarti Metsu tidak menemui hambatan. Pertama kali tiba d Senegal, menurutnya, sama seperti pertama kali menangani klub Sedan. Semua orang menganggapnya sebagai makhluk asing dari luar angkasa. ”Mestinya, sebelum menilai seseorang, beri dia waktu untuk bekerja. Tapi biarlah, toh semua pun kemudian tahu apa yang telah saya perbuat,” katanya.

Namun, nyatanya dalam waktu singkat Metsu berhasil menggaet simpati para pemain dan official tim Senegal. Bukan dengan pendekatan hirarkis dan militeristik, melainkan dengan pola keterbukaan dan saling menyayangi. Kepada para pemain, berkali-kali ia menegaskan, ”Aku bukan polisi, tapi pelatih. Dan kalian bebas mengekspresikan apa saja.”

Dengan pendekatan itu, Metsu berkeliling ke sejumlah klub papan bawah Prancis, dan berhasil membawa pulang para pemain yang sebelumnya enggan bergabung di tim nasional. Dalam menumbuhkan motivasi, disiplin dan tanggungjawab, dia tidak pernah melepaskan suasana rileks, senda gurau, dan kekeluargaan. Apapun persoalan yang dihadapi, selalu dipecahkan bersama.

Filosofi kepelatihan yang ada dalam diri Metsu sebenarnya kian tumbuh seiring dengan keterpesonaannya terhadap benua Afrika. Pria yang lahir di Coudekerque-Village, Prancis, pada 28 Januari 1954 ini sangat mengagumi budaya Afrika. ”Ada suatu misteri, nilai-nilai kemanusiaan, solidaritas, persahabatan, sesuatu yang sudha hilang di Eropa,” katanya.

Di Afrika, menurutnya, pintu selalu terbuka. Di Eropa, pemain hanya akan mendatangi pelatih saat punya masalah. Sementara di Afrika, mereka akan mendatanginya kapan pun, untuk menyaksikan bagaimana sang pelatih bekerja. Pesona Afrika itu sangat menyetuh Metsu. ”Aku ini kulit putih berhati negro,” tukasnya bangga.

Boleh jadi, sentuhan nilai-nilai Afrika ini pula yang membuatnya memeluk Islam pada 24 Maret 2002 silam. Asal tahu saja, lebih dari 90 persen penduduk Senegal adalah pemeluk Islam. Setelah masuk Islam, ia kemudian mengganti namanya dengan Abdul Karim.

Abdul Karim sendiri memang tak pernah mengungkapkan alasannya memeluk Islam. Baginya, agama adalah masalah privasi. Dia tak ingin mengumbar privasinya di depan publik.

Kini, ia hidup tenteram bersama istrinya, seorang perempuan Senegal bernama Rokhaya Daba Ndiaye. Mereka menikah dengan uang tunai 6 ribu euro sebagai mas kawin.

Rokhaya, bersama isteri para pemain Senegal, selalu setia memberi semangat pada tim nasional setiap kali mereka bertanding. Seperti pada ajang Piala Dunia 2002 di Korea Selatan dan Jepang. Tidak seperti pelatih tim negara lain yang melarang para pemainnya untuk mengajak serta para istri mereka, Abdul Karim justru menempatkan para istri dari skuad tim nasional Senegal dalam satu hotel yang sama dimana mereka menginap selama perhelatan Piala Dunia 2002.

Usai mengukir prestasi di Piala Dunia 2002, sejumlah klub dan negara berebut meminangnya. Kini ia dipercaya oleh Federasi Sepak Bola Qatar (QFF) untuk melatih tim nasional Qatar hingga 2014 mendatang. Dengan capaian prestasi yang pernah ia torehkan saat mengarsiteki tim nasional Senegal, tak mengherankan jika publik Qatar menaruh harapan besar pada diri Abdul Karim untuk mewujudkan impian lolos ke putaran final Piala Dunia 2014 di Brasil. (rol)
By:  http://seribusatukisahislami.blogspot.com/2012/11/bruno-metsu-menjadi-mualaf-saat-melatih.html

Riwayat Abu Bakar Ash-Shiddiq


Sebelum masuk Islam Abu Bakar Ash-Shiddiq nama aslinya adalah Abdullah Abi Khufah, beliau adalah seorang ahli hukum yang bijaksana, adil, dan jujur. Abu Bakar merupakan seorang bangsawan dari kaum Quraisy yang memiliki kedudukkan yang tinggi dikalangan bangsa Arab, beliau adalah seorang saudagar yang kaya raya lagi dermawan sifatnya.

Abu Bakar adalah orang yang pertama-tama memeluk agama Islam, sehingga ia diberi gelar "Assabi-qunal Awwalun" oleh Nabi Muhammad Saw. Abu Bakar juga diberi gelar oleh Rasulullah Saw. "Ash-Shiddiq" artinya orang yang sangat membenarkan. Maksudnya Abu Bakar merupakan orang yang selalu mempercayai dan membenarkan kejadian atau peristiwa-peristiwa yang dialami oleh Nabi Muhammad Saw. terutama peristiwa Isra' dam Mi'raj Nabi Muhammad dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan naik ke langit sampai ke Sidratul Muntaha (langit ke tujuh) untuk menerima perintah shalat lima waktu langsung kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan dimana peristiwa itu hanya menempuh perjalanan satu malam saja. yang jika kita ukur dengan akal tidak akan menembus atau mempercayai peristiwa Isra' dan Mi'raj Rasulullah Saw tersebut. tetapi ukurannya adalah keimanan kita kepada Allah dan Rasul-Nya.

Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah sahabat Nabi saw. yang paling tua diantara sahabat-sahabat yang lain. Beliau juga ikut bersama rasulullah Saw. menyiarkan agama Islam dengan mengorbankan seluruh harta kekayaannya demi kepentingan Islam. Ia juga ikut mendampingi Rasulullah Saw. ketika hijrah ke Madinah.

Ketika nabi Muhammad Saw. wafat, umat Islam sangat kehilangan sosok seorang pemimpin yang mereka cintai dan menjadi contoh teladan bagi seorang muslim (umat Islam), sehingga kepemimpinan saat itu menjadi kosong. Pada saat itu umat Islam harus cepat-cepat mencari pengganti Rasulullah untuk memimpin umat Islam. Dari golongan Anshar mereka mencalonkan Sa'ad bin Ubadah dan dari golongan Muhajirin mereka memilih Abu Bakar untuk menjadi calon Khalifah menggantikan Rasulullah Saw. Pencalonan Abu Bakar didukung oleh Umar bin Khattab dan sahabat-sahabat yang lain. Dengan demikian umat Islam menyetujui Abu Bakar menjadi Khlifah, yaitu Khalifah pertama Islam. Setelah terpilih Abu Bakar kemudian berkata:

"Wahai manusia! Saya telah diangkat mengendalikan urusanmu, padahal aku bukanlah orang yang terbaik diantaramu. Maka jika aku menjalankan tugasku dengan baik, ikutilah aku.
, tetapi jika aku berbuat salah, maka betulkanlah aku. Orang yang kamu pandang kuat, saya pandang lemah, hingga aku dapat mengambil hak daripadanya, sedangkan orang yang kamu pandang lemah saya pandang kuat, hingga saya dapat mengembalikan haknya padanya. Hendaklah kamu taat kepadaku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya, tetapi bila aku tidak taat kepada Allah dan Rasul-Nya, tidak perlu taat kepadaku."

Abu Bakar Ash-Shiddiq diangkat menjadi khalifah pada tahun 11 sampai dengan 14 Hijjriyah atau bertepatan tahun 632-634 M. Beliau hanya menjadi khalifah selama 2 (dua) tahun. Waktu yang sangat singkat, tetapi pada masa kepemimpinan Abu Bakar ia gunakan dengan sebaik-baiknya.

Sepeninggalan Rasulullah Saw. umat Islam banyak yang menjadi murtad, karena keraguan mereka atas kebenaran Islam. Disamping itu banyak bermunculan orang-orang yang mengaku sebagai Nabi.Nabi-Nabi palsu itu diantaranya adalah Musailimah Al Kazzab dari suku yang berada di Yamamah, Al Aswad Al Insi di Yaman, dan Tulaihah Ibnu khuwailid dari suku Asad. Para Nabi-Nabi palsu ini juga banyak memiliki pengikut sebagian besar pengikutnya adalah orang-orang murtad yang bergabung dengan mereka untuk melawan umat islam.

Dalam kesulitan menghadapi orang-orang yang tidak mau membayar zakat dan menghadapi nabi-nabi palsu, maka khalifah Abu Bakar kemudian mengambil tindakan tegas, yaitu beliau menyiapkan sebelas pasukan yang dipimpin oleh Khalid bin Walid, Amr bin Ash, Ikriman bin Abi Jahl, dan Surahbil bin Abi Hasanah . dalam peperangan yang memerangi nabi-nabi palsu, Musailaimah Al Kazzab tewas dibunuh oleh Washi, tetapi Tulaihah melarikan diri dan kemudian masuk Islam pada masa khalifah Umar bin Khattab, serta Aswad juga mati terbunuh. Sehingga semenjak itu tidak adalagi orang-orang yang mengaku nabi dan tanah Arab kembali aman dan suku-sukunya bersatu kembali.

Ketika memerangi orang-orang murtad, umat Islam kehilangan para sahabat yang hafal Al Quran sebanyak 70 orang. Oleh karena itu Umar bin Khattab kemudian mengusulkan kepada khalifah Abu Bakar, agar mengumpulkan Al Quran. Usulan itu disetujui khalifah Abu Bakar. Beliau kemudian menyuruh Zaid bin Sabit untuk menyalin Al Quran. Zaid bin Sabit dengan penuh hati-hati memindahkan ayat-ayat Al Quran yang ditulis di pelepah kurma, tulang-tulang onta dan sebagainya ke mushaf dengan rapi sekali sesuai dengan urutan-urutan dengan petunjuk Rasulullah saw. Al Quran yang telah berbentuk mushaf itu disimpan oleh khalifah Abu Bakar sampai ia wafat. Kemudian disimpan oleh Umar bin Khattab ketika ia diamgkat menjadi khakifah yang kedua.

Menjelang wafatnya Rasulullah Saw. saat itu tentara Islam sedang memerangi kabilah-kabilah di Palestina, tenatara Islam berhasil mengalahkan pasukan Romawi. Kekalahan pasukan Romawi membuat kaisar Heraklius marah dan ingin membalas, kemudian kaisar Heraklius menyiapkan pasukan di dekat Palestina dan Syiria. Atas persiapan pasukan Romawi yang berada di Palestina dan syiria, maka khalifah Abu Bakar menyeruhkan umat Islam untuk berjihad melawan pasukan Romawi. khalfah mempersiapkan beberapa pasukan yang dipimpin oleh Ubaidah bin jarah tujuan ke Homs, Amr bin Ash ke Palestina dan Syam, Syarahbil bin Hasanah ke Yordania, Abu Ubaidah, dan Khlaid bin Walid yang dibantu oleh Musana bin Harris ke Irak.

Dalam peperangan melawan pasukan Romawi tidak semua tentara Islam memperoleh kemenangan dengan mudah di palestina dan Syam, karena pasukan Romawi timur sangat kuat. akhirnya tentara Islam yang dipimpin oleh Amr bin Ash berhasil mengalahkan pasukan Romawi di Palestina dan Syam setelah dibantu oleh pasukan yang dipimpin Khalid bin Walid. Mereka bertemu di Yarmuk (anak sungai Yordan). Tentara Roma yang berjumlah 250.000 orang dapat dikalahkan olen tentara Islam yang hanya berjumlah 4.000 orang. Peperangan itu dikenal dengan perang Yarmuk.

Ketika perang masih berlangsung antara pasukan Roma dan Pasukan Islam, terdengar kabar bahwa khalifah Abu Bakar Siddiq meninggal dunia. Abu Bakar meninggal dunia pada tahun 13 H. karena sakit. kemudian Umar bin Khattab atas wasiat Khalifah Abu Bakar diangkat menjadi Khalifah guna mencegah agar tidak terjadi perpecahan dikalangan umat Islam. Masa ke khalaifaannya menghadapi situasi yang sangat sulit, seperti menmghadapi orang-orang yang kembali kepada agama mereka yang lama (murtad), menghadapi nabi-nabi palsu, dan menhadapi pasukan-pasukan Romawi yang hendak menhancurkan Islam.

Sewaktu Nabi Muhammad Saw. wafat, sebenarnya sudah ada benih-benih perpecahan yang terjadi antara kaum Anshar dan kaum Muhajirin tentang siapa yang akan menggantikan dalam urursan pemerintahan (khalifah). Masing-masing telah mempersiapkan pengganti Rasulullah. Tetapi perpecahan ini dapat diatasi dan tidak menimbulkan kekacauan. Abu Bakar Shiddiq disetujui dan diangkat menjadi seorang khalifah setelah wafatnya nabi Muhammad Saw.

Demikianlah artikel tentang "riwayat Abu Bakar ash-Shiddiq" yang dibuat secara singkat, semoga bermanfaat untuk kita semua dan semoga bangsa Indonesia kedepan memiliki seorang pemimpin seperti Abu Bakar yang tegas, adil, dan bijaksana serta tidak mementingkan diri sendiri, tetapi untuk kemaslahatan umat.
By: http://seribusatukisahislami.blogspot.com/2012/12/riwayat-abu-bakar-ash-shiddiq.html


Andre Carson, Muslim Kedua di Senat AS

Nama Andre D Carson mungkin tidak setenar Keith Ellison, anggota Muslim pertama dalam Kongres Amerika Serikat (AS).
Namun demikian, kiprah Andre Carson dalam dunia politik negeri Paman Sam itu sudah tidak diragukan lagi. Seperti halnya Ellison, Carson tercatat sebagai salah satu anggota senat (DPR) AS. Hebatnya lagi, ia adalah seorang Muslim.
November 2010 menjadi awal periode kedua bagi Carson menduduki kursi anggota legislatif AS menyusul kemenangan yang diraihnya dalam pemilu sela yang digelar 2 November tahun 2009 lalu.
Dalam pemilu sela tersebut, Carson yang merupakan wakil dari negara bagian Indiana, unggul 58,9 persen suara atas penantangnya, Marvin Scott yang hanya memperoleh 37,8 persen.
Perjuangan Carson untuk bisa meraup 58,9 persen suara tersebut tidaklah mudah. Selama masa kampanye, Carson kerap diserang dari sisi keislamannya oleh sang rival. Scott kerap menjadikan kemusliman Carson sebagai target serangannya.
Dalam situs pribadinya, Scott menulis pernyataan anti-Islam yang menyatakan bahwa elemen radikal Islam sedang mendanai dan membangun masjid-masjid di seluruh Amerika.
Bahkan, Scott yang mengklaim dirinya sebagai orang yang menghormati kebebasan beragama berujar, “Saya membela hak Carson untuk menjadi seorang Muslim… tapi mereka (Muslim), tidak berhak mengganti hukum AS dengan hukum Islam, hukum para ekstremis.”
Namun, pernyataan keras Scott itu tak ditanggapi serius oleh Carson. Menurut dia, pernyataan itu merupakan bentuk kekesalan Scott karena tak mampu memenangkan pemilu sehingga melakukan black campaign terhadap dirinya. Menjadi Muslim
Ketertarikan Carson terhadap Islam sudah berlangsung sejak usia remaja. Tapi, ia mulai membaca buku-buku mengenai Islam dan masuk Islam sekitar 14 tahun lalu.
Satu hal yang paling memengaruhinya adalah karya-karya penyair sufi Rumi dan buku autobiografi tokoh Muslim Afro-Amerika, Malcolm X.
Ketertarikannya terhadap Islam diakuinya karena nilai-nilai kedamaian dan kasih sayang yang diajarkan dalam Alquran.
“Bagi saya, daya pikat Islam adalah pada aspeknya yang universal. Semua agama mengajarkan universal. Tapi dalam Islam, saya melihatnya secara teratur di masjid-masjid di mana orang dari berbagai ras ikut shalat bersama,” ujarnya.
Carson kerap terlihat menunaikan shalat di Masjid Nur-Allah, sebuah masjid Suni yang banyak dikunjungi orang Amerika keturunan Afrika.
Sebagai politikus Muslim di negara yang mayoritas penduduknya non-Muslim, Carson kerap menghadapi berbagai kritikan yang menghubungkannya dengan pemimpin Nation of Islam, Louis Farrakhan.
Sekalipun menyangkal bahwa kelompok Islam itu ada hubungannya dengannya, namun ia mendukung beberapa aktivitas yang dilakukan kelompok itu, seperti memerangi penggunaan narkotika.
Kendati sikapnya ini ditentang, Carson tetap memiliki banyak pendukung. Sejak memutuskan untuk terjun ke kancah politik, ayah dari seorang putri bernama Salimah ini tidak menganggap agama yang dianutnya bakal menghambat kariernya. Sekalipun saat ini umat Islam masih berjuang keras untuk meningkatkan citra mereka di Amerika.
Politisi yang beristrikan Mariama Shaheed, seorang pendidik di Pike Township School ini menegaskan, sekalipun ia menghormati Islam, agama yang dianutnya tidak akan pernah memengaruhi keputusan yang diambilnya. Karena ia beranggapan keputusan tersebut harus diambil berdasarkan kebutuhan para pemilihnya.
“Bagi saya, agama memberi informasi untuk saya. Anda perlu menghormati orang-orang tanpa melihat ras, agama, atau jenis kelamin,” tandasnya. Muslim Kedua di Senat AS
Sejak 2008, Carson telah menduduki kursi anggota DPR AS. Politikus dari Partai Demokrat ini kali pertama terpilih sebagai anggota Kongres AS pada Maret 2008 lalu.
Kala itu, ia ikut serta dalam pemilu khusus yang digelar pada 11 Maret 2008.
Niatnya untuk ikut serta saat itu hanyalah karena terdorong oleh keinginan untuk meneruskan mendiang neneknya, Julia Carson, yang mewakili distrik ketujuh negara bagian Indiana.
Sang nenek meninggal dunia akibat kanker paru-paru di tahun 2007 dan Carson memutuskan untuk mengisi posisinya yang akan berakhir pada Maret 2008.
Terpilihnya Carson dalam pemilu khusus tersebut menjadikannya sebagai politikus Muslim kedua di jajaran Kongres AS. Lahir di Indianapolis, Indiana, pada 16 Oktober 1974, Carson bukan berasal dari keluarga Muslim.
Pria keturunan Afro-Amerika ini dibaptis dan dibesarkan sebagai seorang pemeluk Kristen oleh neneknya yang menginginkannya menjadi seorang pendeta saat ia dewasa kelak. Hal ini pula yang mendorong sang nenek untuk memasukkan Carson ke sekolah Katolik.
Di usia yang masih kanak-kanak, Carson sudah ikut dilibatkan dalam berbagai kegiatan sosial dan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh neneknya.
Lingkungan tempat tinggalnya yang terbilang keras secara tidak langsung telah mengasah kepekaannya terhadap masalah-masalah seputar pendidikan, keamanan publik, dan kesempatan ekonomi.
Carson mengenyam pendidikan dasar dan menengah di Sekolah Umum Indianapolis. Setelah tamat, ia melanjutkan ke Sekolah Tinggi Teknik Arsenal.
Ia memperoleh gelar sarjana di bidang manajemen peradilan pidana dari Universitas Concordia Wisconsin dan master dalam bidang manajemen bisnis dari Universitas Indiana Wesleyan.
Selepas lulus dari Universitas Indiana Wesleyan, Carson memulai karier profesionalnya sebagai penegak hukum di Kepolisian Negara Bagian Indiana.
Ia bertugas di sana sebagai seorang penyelidik selama 9 tahun lamanya. Ia kemudian bergabung dengan Departemen Keamanan Dalam Negeri Indiana. Di kantor barunya ini, ia ditempatkan di bagian intelijen dan bertugas mengawasi unit antiterorisme.
Setelah tidak lagi bertugas di Departemen Keamanan Dalam Negeri Indiana, Carson sempat bekarier dalam bidang marketing. Ia tercatat pernah menjadi tenaga pemasaran di sebuah biro jasa arsitek dan insinyur di Indianapolis.
Namun, profesi tersebut ia jalani hanya sebentar karena kemudian ia memilih untuk berkecimpung di dunia politik. Partai Demokrat menjadi kendaraan politik yang dipilihnya selain juga karena faktor sang nenek adalah salah seorang kader di partai ini.
Sebelum terpilih menjadi anggota DPR, Carson tercatat sebagai salah satu anggota komite Partai Demokrat di Indianapolis.
Pada tahun 2007, ia menang dalam kaukus khusus Partai Demokrat di wilayah Marion, negara bagian Alabama. Berkat kemenangan tersebut, ia ditunjuk menjadi penasihat wilayah kota untuk distrik ke-15 wilayah Marion.
[Sumber: kisahmuallaf.com]

Kisah Umar Bin Khattab


Biografi Umar bin Khattab

“Ya Allah, jadikanlah Islam ini kuat dengan masuknya salah satu dari kedua orang ini. Amr bin Hisham atau Umar bin Khattab.” Salah satu dari doa Rasulullah pada saat Islam masih dalam tahap awal penyebaran dan masih lemah. Doa itu segera dikabulkan oleh Allah. Allah memilih Umar bin Khattab sebagai salah satu pilar kekuatan islam, sedangkan Amr bin Hisham meninggal sebagai Abu Jahal.

Umar bin Khattab dilahirkan 12 tahun setelah kelahiran Rasulullah. Ayahnya bernama Khattab dan ibunya bernama Khatamah. Perawakannya tinggi besar dan tegap dengan otot-otot yang menonjol dari kaki dan tangannya, jenggot yang lebat dan berwajah tampan, serta warna kulitnya coklat kemerah-merahan.

Beliau dibesarkan di dalam lingkungan Bani Adi, salah satu kaum dari suku Quraisy. Beliau merupakan khalifah kedua di dalam Islam setelah Abu Bakar. Nasabnya adalah Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qarth bin Razah bin ‘Adiy bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib. Nasab beliau bertemu dengan nasab Rasulullah pada kakeknya Ka’ab. Antara beliau dengan Rasulullah selisih 8 kakek. lbu beliau bernama Khatamah binti Hasyim bin al Mughirah al Makhzumiyah. Rasulullah memberi beliau kunyah Abu Hafsh (bapak Hafsh) karena Hafshah adalah anaknya yang paling tua dan memberi laqab (julukan) al Faruq.

Umar bin Khattab Masuk Islam

Sebelum masuk Islam, Umar bin Khattab dikenal sebagai seorang yang keras permusuhannya dengan kaum Muslimin, bertaklid kepada ajaran nenek moyangnya, dan melakukan perbuatan-perbuatan jelek yang umumnya dilakukan kaum Jahiliyah, namun tetap bisa menjaga harga diri. Beliau masuk Islam pada bulan Dzulhijah tahun ke-6 kenabian, tiga hari setelah Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam.

Ringkas cerita, pada suatu malam beliau datang ke Masjidil Haram secara sembunyi-sembunyi untuk mendengarkan bacaan shalat Rasulullah. Waktu itu Rasulullah membaca surat al Haqqah. Umar bin Khattab kagum dengan susunan kalimatnya lantas berkata pada dirinya sendiri- “Demi Allah, ini adalah syair sebagaimana yang dikatakan kaum Quraisy.” Kemudian beliau mendengar Rasulullah membaca ayat 40-41 (yang menyatakan bahwa Al Qur’an bukan syair), lantas beliau berkata, “Kalau begitu berarti dia itu dukun.” Kemudian beliau mendengar bacaan Rasulullah ayat 42, (Yang menyatakan bahwa Al-Qur’an bukan perkataan dukun.) akhirnya beliau berkata, “Telah terbetik lslam di dalam hatiku.” Akan tetapi karena kuatnya adat jahiliyah, fanatik buta, pengagungan terhadap agama nenek moyang, maka beliau tetap memusuhi Islam.

Kemudian pada suatu hari, beliau keluar dengan menghunus pedangnya bermaksud membunuh Rasulullah. Dalam perjalanan, beliau bertemu dengan Nu`aim bin Abdullah al ‘Adawi, seorang laki-laki dari Bani Zuhrah. Lekaki itu berkata kepada Umar bin Khattab, “Mau kemana wahai Umar?” Umar bin Khattab menjawab, “Aku ingin membunuh Muhammad.” Lelaki tadi berkata, “Bagaimana kamu akan aman dari Bani Hasyim dan Bani Zuhrah, kalau kamu membunuh Muhammad?” Maka Umar menjawab, “Tidaklah aku melihatmu melainkan kamu telah meninggalkan agama nenek moyangmu.” Tetapi lelaki tadi menimpali, “Maukah aku tunjukkan yang lebih mencengangkanmu, hai Umar? Sesugguhnya adik perampuanmu dan iparmu telah meninggalkan agama yang kamu yakini.”

Kemudian dia bergegas mendatangi adiknya yang sedang belajar Al Qur’an, surat Thaha kepada Khabab bin al Arat. Tatkala mendengar Umar bin Khattab datang, maka Khabab bersembunyi. Umar bin Khattab masuk rumahnya dan menanyakan suara yang didengarnya. Kemudian adik perempuan Umar bin Khattab dan suaminya berkata, “Kami tidak sedang membicarakan apa-apa.” Umar bin Khattab menimpali, “Sepertinya kalian telah keluar dari agama nenek moyang kalian.” Iparnya menjawab, “Wahai Umar, apa pendapatmu jika kebenaran itu bukan berada pada agamamu?” Mendengar ungkapan tersebut Umar bin Khattab memukulnya hingga terluka dan berdarah, karena tetap saja saudaranya itu mempertahankan agama Islam yang dianutnya, Umar bin Khattab berputus asa dan menyesal melihat darah mengalir pada iparnya.

Umar bin Khattab berkata, “Berikan kitab yang ada pada kalian kepadaku, aku ingin membacanya.” Maka adik perempuannya berkata, “Kamu itu kotor. Tidak boleh menyentuh kitab itu kecuali orang yang bersuci. Mandilah terlebih dahulu!” Lantas Umar bin Khattab mandi dan mengambil kitab yang ada pada adik perempuannya. Ketika dia membaca surat Thaha, dia memuji dan muliakan isinya, kemudian minta ditunjukkan keberadaan Rasulullah.

Tatkala Khabab mendengar perkataan Umar bin Khattab, dia muncul dari persembunyiannya dan berkata, “Aku akan beri kabar gembira kepadamu, wahai Umar! Aku berharap engkau adalah orang yang didoakan Rasulullah pada malam Kamis, ‘Ya Allah, muliakan Islam dengan Umar bin Khatthab atau Abu Jahl (Amru) bin Hisyam.’ Waktu itu, Rasulullah berada di sebuah rumah di daerah Shafa.” Umar bin Khattab mengambil pedangnya dan menuju rumah tersebut, kemudian mengetuk pintunya. Ketika ada salah seorang melihat Umar bin Khattab datang dengan pedang terhunus dari celah pintu rumahnya, dikabarkannya kepada Rasulullah. Lantas mereka berkumpul. Hamzah bin Abdul Muthalib bertanya, “Ada apa kalian?” Mereka menjawab, “Umar datang!” Hamzah bin Abdul Muthalib berkata, “Bukalah pintunya. Kalau dia menginginkan kebaikan, maka kita akan menerimanya, tetapi kalau menginginkan kejelekan, maka kita akan membunuhnya dengan pedangnya.” Kemudian Rasulullah menemui Umar bin Khattab dan berkata kepadanya, “Ya Allah, ini adalah Umar bin Khattab. Ya Allah, muliakan Islam dengan Umar bin Khattab.” Dan dalam riwayat lain, “Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan Umar.”

Seketika itu pula Umar bin Khattab bersyahadat, dan orang-orang yang berada di rumah tersebut bertakbir dengan keras. Menurut pengakuannya dia adalah orang yang ke-40 masuk Islam. Abdullah bin Mas’ud berkomentar, “Kami senantiasa berada dalam kejayaan semenjak Umar bin Khattab masuk Islam.”

Kepemimpinan Umar bin Khattab

Keislaman beliau telah memberikan andil besar bagi perkembangan dan kejayaan Islam. Beliau adalah pemimpin yang adil, bijaksana, tegas, disegani, dan selalu memperhatikan urusan kaum muslimin. Pemimpin yang menegakkan ketauhidan dan keimanan, merobohkan kesyirikan dan kekufuran, menghidupkan sunnah dan mematikan bid’ah. Beliau adalah orang yang paling baik dan paling berilmu tentang al Qur’an dan as Sunnah setelah Abu Bakar.

Kepemimpinan Umar bin Khattab tak seorangpun yang dapat meragukannya. Seorang tokoh besar setelah Rasulullah dan Abu Bakar. Pada masa kepemimpinannya kekuasaan Islam bertambah luas. Beliau berhasil menaklukkan Persia, Mesir, Syam, Irak, Burqah, Tripoli bagian barat, Azerbaijan, Jurjan, Basrah, Kufah dan Kairo.

Dalam masa kepemimpinan sepuluh tahun Umar bin Khattab itulah, penaklukan-penaklukan penting dilakukan Islam. Tak lama sesudah Umar bin Khattab memegang tampuk kekuasaan sebagai khalifah, pasukan Islam menduduki Suriah dan Palestina, yang kala itu menjadi bagian Kekaisaran Byzantium. Dalam pertempuran Yarmuk (636 M), pasukan Islam berhasil memukul habis kekuatan Byzantium. Damaskus jatuh pada tahun itu juga, dan Darussalam menyerah dua tahun kemudian. Menjelang tahun 641 M, pasukan Islam telah menguasai seluruh Palestina dan Suriah, dan terus menerjang maju ke daerah yang kini bernama Turki. Tahun 639 M, pasukan Islam menyerbu Mesir yang juga saat itu di bawah kekuasaan Byzantium. Dalam tempo tiga tahun, penaklukan Mesir diselesaikan dengan sempurna.

Penyerangan Islam terhadap Irak yang saat itu berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Persia telah mulai bahkan sebelum Umar bin Khattab naik jadi khalifah. Kunci kemenangan Islam terletak pada pertempuran Qadisiya tahun 637 M, terjadi di masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Menjelang tahun 641 M, seseluruh Irak sudah berada di bawah pengawasan Islam. Dan bukan hanya itu, pasukan Islam bahkan menyerbu langsung Persia dan dalam pertempuran Nehavend (642 M), mereka secara menentukan mengalahkan sisa terakhir kekuatan Persia. Menjelang wafatnya Umar bin Khattab di tahun 644 M, sebagian besar daerah barat Iran sudah terkuasai sepenuhnya. Gerakan ini tidak berhenti tatkala Umar bin Khattab wafat. Di bagian timur mereka dengan cepat menaklukkan Persia dan bagian barat mereka mendesak terus dengan pasukan menyeberang Afrika Utara.

Selain pemberani, Umar bin Khattab juga seorang yang cerdas. Dalam masalah ilmu diriwayatkan oleh Al Hakim dan Thabrani dari Ibnu Mas’ud berkata, “Seandainya ilmu Umar bin Khattab diletakkan pada tepi timbangan yang satu dan ilmu seluruh penghuni bumi diletakkan pada tepi timbangan yang lain, niscaya ilmu Umar bin Khattab lebih berat dibandingkan ilmu mereka. Mayoritas sahabat pun berpendapat bahwa Umar bin Khattab menguasai 9 dari 10 ilmu. Dengan kecerdasannya beliau menelurkan konsep-konsep baru, seperti menghimpun Al Qur’an dalam bentuk mushaf, menetapkan tahun Hijriyah sebagai kalender umat Islam, membentuk kas negara (Baitul Maal), menyatukan orang-orang yang melakukan shalat sunah Tarawih dengan satu imam, menciptakan lembaga peradilan, membentuk lembaga perkantoran, membangun balai pengobatan, membangun tempat penginapan, memanfaatkan kapal laut untuk perdagangan, menetapkan hukuman cambuk bagi peminum khamr (minuman keras) sebanyak 80 kali cambuk, mencetak mata uang dirham, audit bagi para pejabat serta pegawai dan juga konsep yang lainnya.

Namun dengan begitu beliau tidaklah menjadi congkak dan tinggi hati. Justru beliau seorang pemimpin yang zuhud dan wara’. Beliau berusaha untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan rakyatnya. Dalam satu riwayat Qatadah berkata, “Pada suatu hari Umar bin Khattab memakai jubah yang terbuat dari bulu domba yang sebagiannnya dipenuhi dengan tambalan dari kulit, padahal waktu itu beliau adalah seorang khalifah, sambil memikul jagung ia lantas berjalan mendatangi pasar untuk menjamu orang-orang.” Abdullah, puteranya berkata, “Umar bin Khattab berkata, ‘Seandainya ada anak kambing yang mati di tepian sungai Eufrat, maka umar merasa takut diminta pertanggung jawaban oleh Allah’.”

Beliaulah yang lebih dahulu lapar dan yang paling terakhir kenyang. Beliau berjanji tidak akan makan minyak Samin dan daging hingga seluruh kaum muslimin kenyang memakannya.

Tidak diragukan lagi, khalifah Umar bin Khattab adalah seorang pemimpin yang arif, bijaksana dan adil dalam mengendalikan roda pemerintahan. Bahkan ia rela keluarganya hidup dalam serba kekurangan demi menjaga kepercayaan masyarakat kepadanya tentang pengelolaan kekayaan negara. Bahkan Umar bin Khattab sering terlambat salat Jum’at hanya menunggu bajunya kering, karena dia hanya mempunyai dua baju.

Kebijaksanaan dan keadilan Umar bin Khattab ini dilandasi oleh kekuatirannya terhadap rasa tanggung jawabnya kepada Allah. Sehingga jauh-jauh hari Umar bin Khattab sudah mempersiapkan penggantinya jika kelak dia wafat. Sebelum wafat, Umar berwasiat agar urusan khilafah dan pimpinan pemerintahan, dimusyawarahkan oleh enam orang yang telah mendapat ridha Allah dan Rasulullah. Mereka adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abu Thalib, Thalhah bin Ubaidilah, Zubair binl Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan Abdurrahman bin Auf. Umar menolak menetapkan salah seorang dari mereka dengan berkata, “Aku tidak mau bertanggung jawab selagi hidup sesudah mati. Kalau Allah menghendaki kebaikan bagi kalian, maka Allah akan melahirkannya atas kebaikan mereka (keenam orang itu) sebagaimana telah ditimbulkan kebaikan bagi kamu oleh Nabimu.”

Wafatnya Umar bin Khattab

Pada hari Rabu bulan Dzulhijah tahun 23 H Umar Bin Kattab wafat. Beliau ditikam ketika sedang melakukan shalat Subuh oleh seorang Majusi yang bernama Abu Lu’luah (al Fairus dari Persia), budak milik al Mughirah bin Syu’bah diduga ia mendapat perintah dari kalangan Majusi. Umar bin Khattab dimakamkan di samping Rasulullah dan Abu Bakar, beliau wafat dalam usia 63 tahun.

Diambil dari berbagai sumber.

Dari : makhluktermulia

Kisah Nabi Nuh Alaihi Salam

Nabi Nuh as. termasuk keturunan yang kesepuluh dari Nabi Adam as. Beliau diutus oleh Allah swt. untuk menyeru umat manusia supaya menyembah kepada Allah dan melarang menghambakan dirh kepada selain Allah. Tetapi manusia di masa itu kebanyakan tidak mendengarkan dan ajakan Nabi Nuh tersebut, mereka justru mencela dan menghina Nabi Nuh. Sebagai seorang rasul, Nabi Nuh as. tidak putus asa dan terus menyeru kaumnya kembali kejalan yang benar. Tidak henti-hentinya dengan segala macam cara beliau lakukan, seperti mengabarkan akan janji-janji Allah, baik berupa ampunan dan pahala, serta siksaan agar kaumnya mengikuti seruan untuk menyembah Allah. Tetapi semuanya itu tidak membuat kaumnya lantas percaya dan mengikuti beliau.Mereka yang mendengar seruan Nabi Nuh as diantaranya ada yang memasukkan kedua jari telunjuknya ke lobang telinganya dan ada yang menutupi wajah-wajahnya dengan baju mereka, sebagai isyarat, bahwa mereka menganggap Nabi Nuh as. adalah orang gila. Melihat tingkah laku kaumnya membuat beliau sedih dan takut jika mereka ditimpa azab. Begitulah kaumnya Nabi Nuh as. yaitu salah satu kaum yang melampaui batas, sehinga Allah swt. memusnahkan mereka dengan banjir yang besar sebagai balasan bagi orang-orang yang ingkar kepada Allah dan Rasul-Nya.
Sebelum Allah menurunkan azab berupa banjir bandang, Allah swt. mengutus seorang malaikat untuk menyuruh Nabi Nuh as, untuk membuat perahu dan cara membuatnya. Menurut riwayat Nabi Nuh as setelah menerima perintah untuk membuat perahu, Nabi Nuh kemudian menanam pohon diatas sebuah bukit selama bertahun-tahun agar kayunya dapat di gunakan untuk membuat kapal tersebut. Kemudian beliau melaksanakan dan ketika beliau sedang membuat kapal tersebut, kaumnya yang sangat zalim tetap saja mengejek dengan berkata: "Lihatlah Nabi kita sekarang sudah menjadi tukang kayu dan pandai membuat kapal, mungkin dia sudah gila. Bagaimana bisa kapal berlayar diatas daratan!". Kemudian Nabi Nuh membalasan ejekan mereka, beliau berkata: "Jika kalian mengejek kami, maka sesungguhnya kamipun mengejekmu sebagaimana kalian mengejek kami. Kelak kamu akan mengetahui, siapa yang ditimpa azab.
Setelah selesai membuat kapal, Nabi Nuh as. kemudian mengajak kaumnya yang telah beriman kepada Allah, azab pun datang dengan ditandai hujan yang sangat lebat yang turun tidak henti-hentinya, sampai berhari-hari lamanya disusul keluarnya mata air dari dalam bumi dan badai yang sangat dahsyat, sehingga air terus naik semakin tinggi dan daratan berubah menjadi lautan luas. Dalam keadaan yang demikian kaum Nabi Nuh berusaha untuk menyelamatkan diri mereka lari mencari tempat perlindung di bukit-bukit dan gunung-gunung, tetapi mereka tidak selamat dan binasa ditelan oleh banjir. Disamping itu Nabi Nuh dan pengikutnya selamat dan kapal yang dibuatnya diatas bukit itu telah berlayar, kecuali anaknya sendiri yang bernama Kan'an ia diseret air bah ketika itu Nabi Nuh melihat anaknya yang hampir tenggelan beliau memanggil anaknya, dengan berkata: "Hai anakku! Naiklah kesini bersama kami, dan janganlah kamu menjadi bersama mereka yang kufur kepada Allah." anaknya kemudian menjawab: "Saya akan pergi ke atas gunung yang akan menyelamatkan saya dari air ini. Sahut Nabi Nuh as: Tiada seorangpun yang dapat selamat dari siksa Allah pada hari ini, kecuali orang yang dikasihi-Nya. Kemudian keduanya dipisahkan oleh gelombang, hingga anak Nabi Nuh termasuk orang yang tenggelam. Sebagai seorang bapak, Nabi Nuh merasa sedih melihat anaknya tenggelam, lalu ia menyeru kepada Allah: "Wahai Tuhan kami! Sesungguhnya anak saya adalah keluarga saya, sungguh janji-Mu benar dan Engkau seadil-adil yang memberikan hukuman." Kemudian Allah berfirman kepada Nabi Nuh as: "Hai Nuh! Sesungguhnya anakmu itu bukanlah keluargamu, karena ia mengerjakan perbuatan yang tidak baik, sebab itu janganlah engkau meminta sesuatu yang tidak engkau ketahui, sesungguhnya Aku memberi pelajaran supaya engkau jangan sampai termasuk orang-orang yang bodoh." (QS. Hud: 46)

Dalam sekejap saja kaumnya Nabi Nuh as yang kafir sudah dilenyapkan dari muka bumi oleh banjir yang sangat hebat itu, setelah mendapat perintah dari Allah swt, barulah air itu menjadi surut dan kering.
Allah berfirman:
"Dan difirmankan: Hai bumi! Telanlah air itu! Hai langit ! Tahanlah hujan! Kemudian surutlah air itu, sedang kapal Nuh kandas diatas bukit yang bernama "JUDI". Serta difirmankan: Binasalah kaum yang aniaya itu." (QS. Hud: 44)
Demikianlah kisah nabi Nuh as yang telah Allah ceritakan dalam Al-qur'an, agar kita dapat mengambil pelajaran dari kisah tersebut, supaya kita betul-betul memperkuat iman kita kepada Allah dan mentaati-Nya dan juga ta'at kepada Rasul-Nya. Menurut riwayat Nabi Nuh as. beserta keluarga dan pengikutnya, mereka terapung-apung dipermukaan air dengan kapalnnya selama enam bulan, mulai bulan Rajab sampai pada tanggal supuluh Muharram. Umat nabi Nuh yang selamat jumlah sebanyak 120 orang dan beliau wafat pada usia 950 tahun.
By:  http://seribusatukisahislami.blogspot.com/2012/12/kisah-nabi-nuh-alaihi-salam.html